Aku up lagiiiii!😍
Jangan lupa follow sebelum baca:)Enjoy❤
Happy Reading❤
"Ze, bangun, itu Rangga nungguin di bawah," ujar Resha sambil menggoyangkan lengan Zea.
"Hm," hanya di balas gumaman oleh Zea.
"Bunda, bilangin Zea gak mau keluar, Zea lagi gak enak badan," ucap Zea masih dengan mata terpejam. Padahal dirinya sehat-sehat saja, itu hanya alibinya agar Rangga tidak membawanya pergi.
"Kamu sakit?" tanya Resha seraya mengecek kening Zea.
"Enggak bunda, cuma gak enak badan aja," sahutnya lagi.
"Yaudah, biar bunda suruh Rangga ke sini aja,"
"Eh, bunda jangan!" sergah Zea, ia langsung terbangun dari tidurnya.
"Loh kenapa?"
"Euh... em, enggak bun, gapapa," ujar Zea sambil menyengir.
Resha mengangguk lalu keluar dari kamar Zea.
Setelah melihat Resha keluar dari kamarnya, Zea lantas kembali menidurkan tubuhnya, menutupi seluruh tubuhnya menggunakan selimut tebal miliknya.
Ceklek.
Hati Zea mulai tak tenang, ia berharap jika yang masuk ke dalam kamarnya bukanlah kekasihnya, Rangga.
Zea bisa mendengar suara seperti sedang menyibakan gorden, karena terasa ada cahaya yang menembus ke balik selimut tebalnya.
"Bangun,"
Deg.
Nah kan.
"Zeanna!"
"Amoora!"
"Mulai berani?"
Perlahan Zea melorotkan selimutnya, ia meringis pelan kala tatapan tajam itu tertuju pada dirinya.
"Rangga, Zea lagi sakit, gak usah kemana-mana, ya?"
Rangga memanggut-manggutkan kepalanya, "Gak jadi ikut futsal berarti?" tanya Rangga seraya menyunggingkan senyumnya.
"Gak bisa gitu dong, aku tetep mau ikut!" sergah Zea.
"Katanya sakit?"
"Enggak, Zea gak sakit!" sergahnya lagi.
"Bagus, sekarang mandi, ikut aku ke apart," ujar Rangga santai.
Zea mengerjapkan matanya berkali-kali, ia menelan salivanya susah payah, sudah pasti Rangga akan menyiksa dirinya kembali.
Dengan langkah gontai Zea masuk ke dalam kamar mandinya. Setelah benar-benar masuk, barulah ia menyumpah serapahi kekasihnya.
Hanya butuh waktu beberapa menit Zea sudah rapi mengenakan pakaian biasa, ia memakai jumpsuit selutut di padu dengan kaos berwarna putih.
"Jangan berani buat ikat rambut!"
Zea melirik sinis dari pantulan cermin, jika ia berani sudah pasti ia akan melawan orang yang berada di belakangnya.
Dengan berat hati Zea kembali menggerai rambut indah sepunggungnya itu.
"Apa-apa gak boleh, ini gak boleh, itu gak boleh," gumam Zea menggerutu.
"Apa, berani?" sahut Rangga menatap galak ke arah gadisnya.
Sontak Zea menggeleng-gelengkan kepalanya, mana berani ia melawan iblis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Danger Boy
Teen Fiction[COMPLETED] [FOLLOW AKUN TERLEBIH DAHULU] [JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN SETELAH MEMBACA]❤ Menjadi kekasih seorang Rangga Lumindo bukanlah yang Zea inginkan. Sifat keras, kasar, posesif, dan mengekang membuat Zea tidak merasa bebas. Namun, apakah Zea...