Haii haii jangan lupa vote sebelum membaca🤗❤
Happy Reading❤
Kembali ke hari senin, di mana hari yang sangat tidak di sukai oleh para pelajar. Tapi tidak dengan Zea, gadis itu justru senang ketika kembali bersekolah.
Tinn! Tinn!
Zea yang tengah memakai sepatu pun mendongak sebentar menatap ke arah gerbang yang masih tertutup rapat.
"ZEANNA, AYO!"
"Loh, aku kira Rangga, ternyata mereka," Zea awalnya berpikir jika yang membunyikan klakson itu adalah Rangga. Bukan, bukannya Zea berharap hanya saja tidak ada yang mengetahui rumahnya selain lelaki itu.
"Kalian ngapain di rumah aku?" Tanya Zea. Entah itu sengaja atau disengaja gadis itu melontarkan pertanyaan yang sudah pasti mudah untuk dijawab.
"Menurut lo?" Zea hanya menyengir melihat wajah Hanna yang seperti tengah kesal itu
"Masuk Ze, kita udah telat," titah Khatryn.
Meskipun baru beberapa hari Zea mengenal Hanna, Khatryn dan Gladys, tetapi Zea merasa nyaman berada didekat mereka.
"Aku boleh nanya sesuatu?"
"Apa, Ze?" Khatryn menyahut.
"Kok kalian bisa pindah ke kelas aku?" Tanya Zea.
"Oh, itu kita disuruh sama cowok lo, tapi kita juga gak kepaksa kok," jawab Khatryn.
"Terus, kalian juga gampang banget pindahnya?" Tanya Zea lagi.
"Bukannya gak boleh, ya, pindah tanpa alesan yang kuat," sambung Zea.
"Gampang lah, Zee, bokap gue kan salah satu donatur disekolah Cendrawana terus bokap nya Rangga pemilik sekolahnya juga jadi gampang," jawab Hanna.
Zea hanya mengangguk-anggukan kepalanya tanda ia mengerti.
Mereka sudah sampai dan ketika ingin turun Zea, Khatryn, dan Hanna melihat Gladys yang sedang tidur membuat mereka berdecak.
"Gladdddddddd bangun lo, kalo mau molor dirumah aja sana!" Teriak Hanna.
"Berisik, Na ihhh," kesal Gladys.
"Iya iya. Nih bangun."
"Makanya jangan kebanyakan main pou lo sampe gadang segala," omel Hanna.
"Udah yu, bentar lagi upacaranya mulai," lerai Zea.
Khatryn berdecak malas, "Ini yang gue malesin upacara mana kalo ceramah panjang kali lebar kali tinggi lagi."
Mereka pun memasuki lapangan upacara yang sangat luas itu.
Satu jam mereka beridiri dilapangan dan kini upacara telah selesai.
"Huhhhh... gila panas banget bisa bisa gosong kulit gue," gerutu Hanna sambil mengibaskan topi yang ia pegang ke wajah yang dipenuhi keringat.
"Kantin yuu," ajak Khatryn, mereka mengangguk lalu pergi ke kantin.
Zea yang sedang menikmati minuman dinginnya pun memekik kaget ketika minumannya dihempas secara kasar.
Lalu orang itu mengguyur kepala Zea menggunakan air dingin.
"Heh maksud lo apa bangsat?!" Marah Khatryn.
"Gue gak ada urusan sama lo, gue cuma punya urusan sama anak cupu ini," ucap cewek itu.
Cewek itu kembali mendekati Zea dan langsung menjambak rambut Zea hingga sang empu mendongak lalu meringis karena jambakan itu sangat kencang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Danger Boy
Teen Fiction[COMPLETED] [FOLLOW AKUN TERLEBIH DAHULU] [JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN SETELAH MEMBACA]❤ Menjadi kekasih seorang Rangga Lumindo bukanlah yang Zea inginkan. Sifat keras, kasar, posesif, dan mengekang membuat Zea tidak merasa bebas. Namun, apakah Zea...