Ramein komentar yukkk!!!
Ready?
Happy Reading❤
Ketua Elang itu yang kini tengah memancarkan wajah bahagianya kala mendengar kabar jika ketua Eztos, yang tak lain adalah Dirga tengah terbaring lemah di rumah sakit dengan keadaan koma.
Rangga kini tak perlu susah payah turun tangan untuk membalaskan perbuatan jahatnya yang telah dilakukan kepada gadisnya. Meskipun dalam hatinya ia masih ingin memukul, menyayat, menembak, dan menancapkan pisau kesayangannya ke arah jantung Dirga dengan tangannya sendiri.
Siapa sangka ketika anak Elang tengah merencanakan untuk melakukan penyerangan, salah satu anggota Elang mengabarkan jika Dirga kini sedang berada di rumah sakit dengan keadaan koma.
Tentu mereka bertanya, mengapa Dirga bisa masuk rumah sakit? Jawabannya adalah Dirga kecelakaan saat balapan. Tidak hanya itu, sebelum balapan berlangsung Dirga ternyata memakai narkoba hingga menyebabkan oleng saat balapan.
Dan siapa sangka setelah pria itu keluar dari rumah sakit, ia harus kembali merasakan mendekam di penjara.
Apa lagi ini?
Hari sebelum Dirga melakukan balapan liar, ia sempat marah besar kepada anggotanya. Ternyata memang benar, jika anggotanya sendiri yang telah membunuh saudara pertamanya. Saat itu juga Dirga emosi, ia langsung menghajar habis-habisan anggotanya itu. Tidak ada yang berani melerai karena mereka juga takut melihat sang ketua terlihat sangat-sangat emosi.
Mereka tidak menyangka jika Dirga akan membalaskan dendamnya dengan cara yang sama, yaitu membunuh. Mungkin saja jika Dirga melakukan pembunuhan itu bukan di tempat ramai, ia akan selamat dari polisi.
Sama halnya dengan para anggota Elang lainnya mereka ikut bahagia karena tidak akan ada lagi aksi pukul-memukul. Karena ELANG di dirikan bukan untuk mencari musuh atau ingin mempunyai musuh, dari angkatan pertama mereka membentuk Elang hanya untuk menambah kesolideritasan saja.
"Akhirnya kelar juga," gumam Raffa seraya menghembuskan napasnya lega.
"Gue gak yakin kalo dia keluar dari penjara dia bakal berubah," ucap Gavin.
Devan mengernyitkan dahinya, "Maksud lo?"
"Dia gak akan berhenti ngelakuin apapun sebelum dendam atas kematian, Rayn terbalaskan," sambung Gavin.
"Lah iya, gimana dong?" Raffa menatap sang ketua.
"Dia di penjara 15 tahun, mungkin kita udah punya kehidupan masing-masing, dan tentunya kita akan keluar dari Elang," Papar Raka.
"Iya sih," gumam Raffa. Kenapa ia tidak kepikiran sama dengan Raka?
"Ape bos? Gitu amat liatinnya," Ia merasa takut jika di tatap horor seperti ini oleh Rangga.
"Cincin."
Satu kata yang Rangga ucapkan membuat Raffa tidak paham, "Cincin? Cincin apa? Lo mau gue beliin cincin?" Cerocos Raffa.
"Lo 'kan tajir, bos masa iya beli cincin aja gak mampu," ujar Raffa.
"Heh, somad! Maksud si bos cincin yang waktu itu dia titipin sama lo!" Sentak Devan.
"Cincin apaan anjir? Gue gak ada megang cincin tuh," Raffa menggaruk kepalanya bingung.
"Cincin buat ngelamar, inget gak?"
"Bentar-bentar, cincin bu--anjing cincinnnya ketinggalan di rumah," Pekik Raffa.
"Mampus lo!" Kompor Gavin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Danger Boy
Teen Fiction[COMPLETED] [FOLLOW AKUN TERLEBIH DAHULU] [JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN SETELAH MEMBACA]❤ Menjadi kekasih seorang Rangga Lumindo bukanlah yang Zea inginkan. Sifat keras, kasar, posesif, dan mengekang membuat Zea tidak merasa bebas. Namun, apakah Zea...