Kembali lagi donggg!
Happy Reading❤
Sudah pukul satu malam, namun tidak ada tanda-tanda kekasihnya akan pulang. Gadis cantik nan mungil ini pun setia menunggu di depan pintu apartemen kekasihnya.
Ceklek.
"Ngapain?" Tanya Rangga kalau mendapati gadisnya tengah berdiri dipinggir pintu apartemen.
"Nungguin, Rangga. "
Tanpa menjawab sepatah kata pun Rangga melengos pergi meninggalkan Zea yang sudah setia menunggunya sejak 2 jam yang lalu.
"Rangga hiks..." Beginilah Zea jika sudah diabaikan oleh kekasihnya maka muncul jurus cengeng nangis nan manjanya.
Dengan terus mengekori kekasihnya dari belakang, hingga Rangga berhenti untuk mengambil minum, barulah Zea melilitkan tangannya diperut sispex kekasihnya. Menenggelamkan wajah mungilnya dipunggung kekar kekasihnya.
"Pusing hiks..." Adu Zea, tangannya semakin erat untuk bertaut agar pelukannya tidak terlepas.
Dirasa Rangga sudah cukup mendiamkan gadis nakal itu. Rangga membalikan tubuhnya, dan langsung memangku tubuh mungil gadisnya bak ibu koala.
Rangga mengecek suhu tubuh gadisnya, dan benar saja suhu tubuhnya sangat naik.
Rangga benci. Ia sungguh benci melihat gadisnya dengan keadaan tidak baik-baik saja. Meskipun ia tahu ini kesalahannya.
"Jangan nangis," Ucap Rangga.
"Tidur ya?"
Masih dengan wajah yang tenggelam didada bidang Rangga, Zea menggelengkan kepalanya.
"Pusing, hiks..."
"Iya tidur sebentar, aku mandi dulu," Ujar Rangga.
Namun, bukannya menuruti ucapan kekasihnya, Zea semakin mengeratkan pelukannya.
"Gak mau! Nanti ditinggalin lagi."
"Nggak, aku cuman mandi. Turun ya?"
"Zea bilang apa? Nggak! Ngerti gak sih!" Zea meninggikan nada bicara seraknya.
"Gak mandi juga tetep wangi, " Gumam Zea.
Sudahlah. Lebih baik Rangga mengalah saja. Mungkin gadisnya memang sedang mode manja. Meskipun setiap harinya manja.
"Pusing, ih..." Adu Zea.
"Suruh siapa nangis terus?"
"Orang Rangga yang bikin Zea nangis terus," Gumamnya.
"Cengeng!" Cibir Rangga.
"Berisik ih!"
"Dari tadi kamu yang banyak ngomong," Ujar Rangga gemas lalu menggigit pelan hidung mancung nanti mungil gadisnya.
"Abisnya kamu marah-marah terus. "
"Aku gak akan marah kalo kamu gak nakal, " Bisik Rangga.
Rangga mengusap-usap punggung Zea, agar gadisnya cepat masuk ke alam mimpi.
Rangga bisa merasakan napas gadisnya sangat panas, dengan lembut Rangga membelai wajah cantik gadisnya, ia mengecup lama keningnya.
Dengan hati-hati Rangga menggeser tempat duduknya masih dengan Zea berada di pangkuannya. Kepalanya ia sandarkan dikepala ranjang agar bisa terlelap juga.
"Night, i love you, " Bisik Rangga. Lalu ikut menyusul gadisnya ikut ke alam mimpi.
Eunghh...
KAMU SEDANG MEMBACA
Danger Boy
Teen Fiction[COMPLETED] [FOLLOW AKUN TERLEBIH DAHULU] [JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN SETELAH MEMBACA]❤ Menjadi kekasih seorang Rangga Lumindo bukanlah yang Zea inginkan. Sifat keras, kasar, posesif, dan mengekang membuat Zea tidak merasa bebas. Namun, apakah Zea...