DANGER BOY 2

186K 17.2K 1.6K
                                    

Jangan lupa vote sebelum membaca!❤

Happy Reading🤗

Dengan napas terengah-engah Zea terus berlari menyusuri lorong sekolah yang sudah sangat sepi. Ia tidak ingin terus terjebak bersama cowok itu, Zea tidak kuat, Zea takut. Sesekali gadis itu melirik ke belakang takut jika cowok itu mengejarnya diam-diam. Menyambar tas asal, kemudian kembali berlari keluar kelas.

Hanya mempunyai sedikit keberanian, Zea pergi ke area belakang sekolah yang selalu nampak sepi nan sunyi. Apalagi bel pulang sudah berbunyi sejak sepuluh menit yang lalu itu artinya anak-anak CENDRAWANA sudah pulang ke rumah masing-masing. Ini untuk pertama kalinya Zea berada ditempat sepi seperti ini, gelap, banyak pepohonan rindang.

Zea menghela napas lega kala ia sudah berada dihadapan gerbang belakang sekolah. Tidak terkunci, jadi Zea bisa mudah keluar dari sini. Baru saja gadis itu ingin melangkahkan kakinya, suara bariton nan datar sudah terlebih dahulu memberhentikan langkahnya.

"Mau kabur, hm?"

Tidak, Zea tidak ingin berurusan dengan cowok iblis yang sialnya memiliki ketampanan yang lebih ini. Gadis itu tidak membalikan tubuhnya, posisinya tetap sama membelakangi cowok yang Zea kira cowok itu berada beberapa senti meter dibelakangnya.

Refleks Zea memberontak ketika tangan putih nan mungilnya di cengkram oleh cowok itu.

"Lepas, aku mau pulang!" Berontak gadis itu seraya berusaha melepaskan cekalannya. Namun tidak bisa karena tenaganya jelas-jelas jauh beda.

"Pulang bareng aku."

"Nggak mau, aku mau pulang," cicit Zea seraya menundukkan kepalanya takut.

"Cara kasar atau lembut, hm?" Zea menggeleng-gelengkan kepalanya berkali-kali, mau dengan cara lembut atau kasar, Zea tidak ingin pulang bersama iblis itu.


"Aku disini, bukan dibawah," bisik Rangga dengan suara rendahnya. Tetapi tidak berlaku bagi Zea, suara itu seperti suara tengah menahan amarah.

"Gue disini, Zeanna!" Sentak Rangga sembari mengangkat dagu mungil itu kasar. Rangga bukanlah tipikal cowok yang sabar, jika tidak menurut dengan cara lembut, maka jangan salahkan jika cara kasar lelaki itu pakai.

"M-maaf..." Kedua matanya memanas. Dagunya terasa sakit akibat Rangga mencengkramnya terlalu kuat.

"Gue gak suka cewek pembangkang," bisik Rangga sembari melepas perlahan cengkraman itu, kemudian menarik pinggang ramping gadis itu hingga membentur tubuh kekarnya.

"Pulang bareng aku, mau?" Tawarnya sekali lagi dengan nada bicara yang terdengar lebih lembut. Telapak tangannya menyapu lembut hidung mancung nan mungil milik gadis itu.

Zea mengangguk pasrah. Gadis itu tidak mempunyai keberanian untuk melawan, apalagi orang yang berada dihadapannya ini adalah orang yang sangat kejam.

"Naik," titah Rangga setelah mengikat jaket kebanggaannya di pinggang gadis itu.

"Tuli? Gue bilang naik!" Lihat, baru saja lelaki itu bersikap lembut, dan sekarang sudah menghilang entah kemana.

Danger Boy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang