Hai haiii welcombackkkk! Aku kembali up nii😍
Happy Reading❤
"Pagi," sapa Rangga singkat, lalu duduk di kursi meja makan.
"Pagi sayang," jawab Trya.
"Papi belom pulang?"
"Besok katanya," jawab Trya.
"Rangga berangkat," pamit Rangga lalu mencium tangan dan pipi sang mami.
15 menit Rangga sudah berada di depan rumah Zea. Ia sengaja tidak masuk ke dalam.
"Loh, Rangga kok gak masuk?" Tanya Resha yang baru saja keluar dari rumahnya.
"Gapapa bun."
"Bentar, bunda panggilin dulu Zeanya," lalu kembali masuk.
Tidak lama, muncul gadis cantik nan mungil, rambut di ikat menjadi satu, seragam yang agak kebesaran di tubuhnya, karena perintah dari Rangga.
"Pagi," sapa Zea tersenyum manis.
Rangga tersenyum tipis lalu menghampiri gadisnya, ia memeluk Zea, lalu membuka ikatan rambut, hingga rambut hitam Zea tergerai begitu saja.
"Rangga ih kok di copot," Zea menatap tajam ke arah Rangga.
"Aku gak suka liat leher kamu nanti di tatap sama cowok," bisik Rangga, lalu menuntun Zea agar masuk ke dalam mobil.
"Hai Ga."
"Centil banget," gumam Zea, Rangga hanya terkekeh geli mendengar gumaman dari gadisnya.
"Aku duluan," pamit Zea, ia berjinjit lalu mengecup singkat pipi Rangga.
Ketika Rangga ingin melangkah, buru-buru Cellyn mencegah Rangga.
"Ga, lo tau 'kan selama ini gue usaha buat bisa balik ke sini, itu demi lo."
"Apa peduli gue?" Lalu Rangga melengos pergi.
"RANGGA!" Teriak Cellyn, namun tidak di hiraukan oleh sang empu.
●●
"Permisi gopudddd."
"Kenapa sih, masih pagii ih," kesal gadis itu yang baru saja membuka pintu.
"Lo gak mau sekolah? bentar lagi telat loh," tanya Devan.
"Gak sekolah juga udah pinter."
"Iya, tapi lemot, cepet mandi," titah Devan, membalikkan tubuh Gladys dan mendorong punggungnya agar masuk ke dalam rumah.
"Bolos yaa?"
"Gak, gak ada bolos-bolos apaan," hardik Devan.
"Nyenye," ejek Gladys, lalu pergi ke kamarnya.
●••
"Zezeee," sapa Khatryn, lalu duduk di samping Zea.
"Kok baru berangkat tumben?" Tanya Zea.
"Kesiangan, hehe," cengir Khatryn.
"Hanna sama Gladys juga belom berangkat," ucap Zea, melirik ke belakang tempat duduk mereka berdua.
"Ngapel dulu pasti," kata Khatryn.
"Kantin yu Zee, laperr," ajak Khatryn.
"Bentar lagi bel, Kakat."
"Hari ini bebas, gurunya rapat semua."
"Serius?" pekik Zea.
"Iya, udah ah ayo lama," Khatryn menarik lengan Zea.
KAMU SEDANG MEMBACA
Danger Boy
Teen Fiction[COMPLETED] [FOLLOW AKUN TERLEBIH DAHULU] [JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN SETELAH MEMBACA]❤ Menjadi kekasih seorang Rangga Lumindo bukanlah yang Zea inginkan. Sifat keras, kasar, posesif, dan mengekang membuat Zea tidak merasa bebas. Namun, apakah Zea...