Haii Haiii, jangan lupa follow sebelum membaca❤
Happy Reading❤
"Abang mau berangkat kapan?" Tanya Zea.
"Besok sore," jawab Laszlo, sembari memasukan bajunya ke dalam koper berwarna hitam.
"Cepet banget," gumam Zea lalu mengerucutkan bibir mungilnya.
"Abang udah lama cuti dek," kata Laszlo lalu mendekati adik kesayangannya itu.
"Masa besok? ngedadak banget," Kata Zea lalu memeluk abangnya.
"Ya, gimana, udah dong nanti juga abang pulang."
"Terus abang sama Khatryn gimana?"
"Oh iya, nanti abang titip surat buat Khatryn yaa?"
Zea mengangguk-anggukkan kepalanya.
"Zee," panggil Resha yang sudah berada di depan pintu.
"Kenapa bun?" Tanya Zea.
"Itu ada yang nyariin."
"Siapa?"
"Mana bunda tau, ganteng Zee, tapi tetep gantengan calon mantu bunda," celetuk Resha diiringi dengan kekehan pelan.
"Gantengan juga Zo bun," gumam Laszlo.
"Bosen bunda liat muka kamu terus," kata Resha lalu pergi dari kamar Laszlo.
"Sana, samperin dulu," titah Laszlo. Zea mengangguk lalu pergi dari kamar Laszlo.
"Hai Ze," sapa cowok itu.
Sontak Zea membulatkan matanya.
"Kak Rayn, kok tau rumah Zea?"
"Oh, itu, emmm... waktu itu kebetulan gue lagi periksa semua data anak kelas 11 dan kebetulan gue liat data lo, sekalian aja gue liat alamatnya," kata Rayn jujur.
Zea mengangguk-anggukkan kepalanya, lalu menyuruh kakak kelasnya itu untuk duduk.
"Duduk Kak."
Rayn tersenyum, lalu mengangguk dan duduk di samping Zea.
"Ada perlu apa ya kak?" Tanya Zea.
"Gak ada apa-apa sih, mau main aja emang gak boleh?" Rayna terkekeh melihat raut wajah Zea yang nampam serius.
"Em... ya, boleh aja sih," Zea yang kikuk sendiri.
"Lo lagi sibuk gak?" Tanya Rayn.
"Nggak juga kak," jawab Zea tersenyum tipis.
"Kalo gitu, lo mau gak makan bareng gue?"
"Gak."
Sontak Zea membulatkan matanya,mendengar suara datar itu. Kaget, karena tiba-tiba Rangga sudah berada di halaman rumahnya.
"R-angga," cicit Zea.
"Pergi lo," usir Rangga dingin.
Rayn beridiri lalu menatap Zea dan memegang bahu Zea, membuat Rangga tersulut emosi.
"Gue pulang dulu Ze," pamit Rayn, lalu melirik ke arah Rangga sekilas dan pergi dari rumah Zea.
"Ikut aku," Rangga menarik pergelangan tangan Zea.
Zea hanya diam, mau melawan pun ia tak berani, karena ia tahu jika Rangga sedang emosi.
Hening. Tidak ada yang membuka suara. Zea bisa melihat dari wajah Rangga, pria itu seperti sedang menahan emosi, rahang yang mengetat, tangannya mengepal kuat mencengkram stir mobil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Danger Boy
Teen Fiction[COMPLETED] [FOLLOW AKUN TERLEBIH DAHULU] [JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN SETELAH MEMBACA]❤ Menjadi kekasih seorang Rangga Lumindo bukanlah yang Zea inginkan. Sifat keras, kasar, posesif, dan mengekang membuat Zea tidak merasa bebas. Namun, apakah Zea...