Halowaaaaaa yang minta up cepet aku kabulin niii😙
Jangan lupa follow sebelum membaca❤
Happy Reading❤
"Loh, kenapa balik lagi? Ada yang ketinggalan?" tanya Hanna ketika melihat Mella kembali menghampiri meja mereka.
"Gini ka, sebenarnya..."
"Sebenernya apa? kok lo kayak bimbang kayak gitu sih," ujar Khatryn.
"Ngomong aja adek manis," celetuk Raffa sambil mengerlingkan sebelah matanya.
"Sebenarnya..."
"Aduh, lo tuh dari tadi sebenernya-sebenernya terus, mau ngomong apa sih? ngomong aja jangan takut kayak gitu," ujar Hanna yang merasa jengah sendiri.
"Sebenarnya bukan bu Vita yang nyuruh kak Zea buat pergi ke perpus," ucap Mella.
"Terus?!"
"Emm, itu..."
"Cepet ngomong!" desak Khatryn.
"Kak Cellyn--"
Belum Mella melanjutkan ucapannya, Khatryn dan Hanna sudah menggebrak meja, membuat orang-orang yang berada di sana menatap heran ke arah meja mereka.
"Sialan lo Cellyn!" desis Khatryn.
"Kita ke sana sekarang, sebelum terjadi sesuatu sama Zea," ujar Gavin.
"Semoga lo belum di apa-apain sama si cabe Ze," gumam Hanna.
Mereka pun lantas berlari keluar dari kantin.
"Pintunya di kunci, Ka," ucap Hanna panik.
"Kalo kita minta kunci cadangan pasti lama," ujar Khatryn.
"Kita dobrak!" usul Devan.
"Khat, Na, Dys, kalian mundur dulu, biar kita dobrak pintunya," kata Raka.
Sontak mereka pun memundurkan langkahnya menuruti perkataan dari Raka.
Brak!
"Coba sekali lagi," ucap Gavin, karena dobrakan yang pertama tidak berhasil.
BRAK!
Pintu berhasil di dobrak, sontak mereka langsung masuk ke dalam ruangan perpustakaan.
"ZEA!" teriak Hanna histeris kala melihat keadaan Zea rambut basah kuyup, dan yang paling membuat Hanna terkejut adalah seragam Zea penuh dengan darah kental yang keluar dari perutnya.
"Sialan lo Cellyn!" desis Khatryn tajam.
"Bukan waktunya kita debat di sini, sekarang kita bawa Zea," sergah Raka.
"Vin lo gendong Zea, kita bawa dia ke rumah sakit," titah Raka.
"Persetan dengan gue gak boleh sentuh Zea, ini demi keselamatan cewek lo Ga," gumam Gavin, lalu dengan cepat Gavin menggendong Zea dan membawanya keluar dari ruangan perpustakaan.
"Kalo sampe Zea kenapa-kenapa, gue pastiin lo gak akan selamat!" ucap Khatryn penuh penekanan.
"Gue berharap temen lo cepet mati!" desis Cellyn sambil tersenyum miring.
"Dasar gila!" bentak Hanna, ia tidak habis pikir dengan perempuan yang berada di hadapannya ini.
"Kalo gue gak bisa dapetin Rangga, orang lain juga gak akan bisa," ucap Cellyn.
"Khat, Na, ini bukan waktunya kalian debat, yang terpenting sekarang keadaan Zea, biar nanti urusan dia kita yang urus," ucap Devan, karena Raka dan Gavin sudah pergi terlebih dahulu membawa Zea.
KAMU SEDANG MEMBACA
Danger Boy
Teen Fiction[COMPLETED] [FOLLOW AKUN TERLEBIH DAHULU] [JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN SETELAH MEMBACA]❤ Menjadi kekasih seorang Rangga Lumindo bukanlah yang Zea inginkan. Sifat keras, kasar, posesif, dan mengekang membuat Zea tidak merasa bebas. Namun, apakah Zea...