Danger Boy 21

75.5K 6.4K 131
                                    

Selamat siang epribadeh😙

Aku kembali UP yeayyyy!!!🤗

Happy Rading❤

"Rangga bangun dong," entah sudah berapa kali Zea membangunkan Rangga. Namun, Rangga tetap memejamkan matanya.

"Rangga ih, denger aku gak?"

"Rangga bangun," Zea mencebikkan bibirnya kesal karena Rangga masih tidak membuka matanya.

"Rangga ih," mata Zea sudah berkaca-kaca.

"Apa sayang?"

"Gak tau, dari tadi aku bangunin juga," Zea memalingkan wajahnya.

Sontak Rangga pun memangku tubuh mungil gadisnya dan di dudukkan di pangkuannya.

"Mau apa, hm?"

"Mau mainnnnnnn," rengek Zea.

"Iya, tapi sama aku."

"Gak mau, maunya sama Hanna," ucap Zea sembari menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Aku gak izinin," ucap Rangga dengan suara datarnya. Ia hanya tak ingin kejadian yang minggu lalu kembali terulang.

"Aku gak pernah larang kamu main sama siapapun."

"Ya karena aku bisa jaga diri."

"Aku juga bisa."

"Bisa apa? bisanya nangis iya?"

"Semua orang juga bisa nangis," gumam Zea menatap ke arah Rangga.

"Rangga ayo anterin," Zea mulai menarik-narik lengan kekar kekasihnya.

"Aku bilang enggak Zeanna!" suara Rangga agak meninggi membuat Zea diam.

"Iya," ujar Zea lesu, lalu ia menenggelamkan wajahnya di dada bidang kekasihnya.

Rangga tersenyum tipis, tangannya terulur mengelus lembut punggung Zea.

"Jangan marah," ujar Rangga.

Namun, Zea tetap diam ia tidak menyahuti ucapan dari Rangga.

"Main sama aku mau?" tawar Rangga.

"Gak mau," jawab Zea. Percuma saja main dengan Rangga.

"Yaudah mau apa kalau gak mau main?"

"Gak mau apa-apa." Rangga menghela nafas. Ia menarik wajah Zea lalu menangkup kedua pipi chubby gadisnya.

"Makan seblak mau?" tawar Rangga, kali ini ia akan membiarkan gadisnya memakan makanan itu lagi, agar gadisnya tidak marah.

"Boleh?" Zea mengerjapkan matanya berkali-kali.

"Boleh," jawab Rangga sambil tersenyum tipis.

"Aku pesenin dulu," Rangga mengambil ponsel yang berada di nakas, lalu ia memesan makanan yang Zea mau.

"Kenapa gak makan di luar?"

"Hujan, mobil aku di rumah," ujar Rangga.

Zea mengangguk-anggukkan kepalanya, lalu ia mengambil ponsel yang berada di tangan Rangga.

"Rangga ih," teriak Zea, padahal Rangga berada di depannya.

"Apa sih Ze?"

"Kok di hapus gamenya?" Zea mendelik tajam ke arah Rangga.

"Gak tau, bukan sama aku," ucap Rangga.

"Kalau bukan sama kamu terus siapa lagi?"

"Leo," jawab Rangga.

Danger Boy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang