Hiii welcomeback!!!! Aku kembali up🤗
Makasih yang selalu baca cerita aku dan kasih votenya juga❤
Happy Reading😙"Aku cuma sebentar Zee, nanti balik lagi ke sini janji," sudah berapa kali Rangga membujuk gadisnya agar menginzinkannya untuk pergi ke markas, namun Zea tetap keukeh tidak mengizinkannya.
"Terserah!"
"Aku janji cuma sebentar," lalu mengecup singkat dahi Zea dan melenggang pergi keluar dari kamar Apartemen miliknya.
●●●
"Gimana?" Tanya Rangga to the point ketika sudah sampai di markas Elang.
"Kita sih setuju-setuju aja, demi lindungin ibu bos," sergah Raffa semangat.
"Anak-anak yang lain?"
"Mereka juga setuju," jawab Raka.
"Oke, bentar lagi kita pergi ke sana."
Seluruh anak Elang menaiki motornya masing-masing menjalankan motornya dan mulai membelah jalanan kota jakarta yang padat.
Hanya memakan waktu beberapa menit anak Elang sudah sampai di tempat yang di suruh oleh Dirga.
"Gue kira lo bakal lepasin gitu aja tuh cewek manja," Dirga bicara memancing emosi Rangga.
Rangga hanya diam ia tahu jika Dirga ingin memancing emosinya, ia tetap terlihat santai dengan kedua tangan yang di masukkan ke dalam saku celananya.
"Lebih dari jalang sih ini," ucap Gavin lalu meludah ke samping.
"Apa maksud lo?" Dirga yang mulai emosi.
Gavin mengedikan bahunya acuh.
"Gue belum puas buat bikin hidup lo hancur Rangga," desis Dirga tajam.
"Anak buah lo sendiri yang membunuh dia bukan Rangga," ucap Raka.
"Gak mungkin, jelas-jelas di situ si bajingan Rangga ada di samping dia!"
"Apa dengan Rangga di samping dia, lo nyimpulin bahwa Rangga yang ngelakuin?"
"Karena gak mungkin anak buah gue ngelakuin itu!"
Rangga tersenyum miring "Gak ada yang gak mungkin, karena salah satu dari anak buah lo ada yang membenci lo dan dia!"
Bugh!
Dirga membogem perut Rangga, bukannya merasakan sakit atau apa, Rangga hanya terkekeh sinis, pukulan Dirga tidak ada apa-apanya!
"Lo yang mulai duluan!" Kata Rangga lalu membalas bogeman Dirga
Aksi pukul memukul terus berlanjut, dan lagi-lagi anak buah Dirga banyak yang tumbang, sedangkan anak Elang hanya sedikit itu pun hanya luka lebam saja.
●●●
"Katanya gak lama," gumam Zea dengan bibir yang mengerucut sebal.
"Pergi kemana dulu?"
"Gak kemana-mana, cuma nongkrong-nongkrong aja," bohong Rangga, tidak mungkin ia mengatakan yang sebenarnya.
Zea mengamati dalam-dalam wajah tampan kekasihnya, dan ia melihat ada sedikit lebam di pipinya.
"Kamu abis berantem?!" Tanya Zea galak.
"Enggak, sayang."
"Itu di muka kamu kenapa ada yang merah-merah gitu?"
"Berantem boongan sama Raffa," ucap Rangga asal, jangan sampai Zea tau jika ia habis berantem.
KAMU SEDANG MEMBACA
Danger Boy
Teen Fiction[COMPLETED] [FOLLOW AKUN TERLEBIH DAHULU] [JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN SETELAH MEMBACA]❤ Menjadi kekasih seorang Rangga Lumindo bukanlah yang Zea inginkan. Sifat keras, kasar, posesif, dan mengekang membuat Zea tidak merasa bebas. Namun, apakah Zea...