Hufthhhhhh sedih deh ini end yaaaa:)
Ramein komentar!
Happy Reading❤
Setelah beberapa hari bergelut dengan soal ujian kini semuanya sudah selesai, hanya tinggal menunggu acara prom night tiba.
Satu minggu setelah beres ujian dan kini tibanya acara prom night tiba. Dimana anak-anak Cendrawana termasuk kelas 12 yang sangat menantikan acara ini.
"Ini?" Hanna sudah lelah berganti baju untuk ke-delapan kalinya dan Raka selalu bilang tidak cocok.
"Muter," titah Raka. Ia hanya duduk santai dengan kaki di tumpu persis seperti bos yang sedang menyuruh majikannya.
"Dadanya kebuka, ganti."
"HA--Raka!" Geram Hanna, ia menghembuskan napasnya kasar.
"Gak kebuka, cuman dikit aja, kenapa ribet banget sih!"
"Kalo gitu gue gak ikut sekalian!"
"Terakhir, cepet ganti!"
"Tapi, Ka--"
"Janji, yang ini boleh pake," bujuk Raka.
"Bener, ya? Awas aja kalo nyuruh ganti lagi gue gorok pala lo!" Ucap Hanna sembari memutar tubuhnya dan kembali berjalan ke arah walk in closet untuk mengganti bajunya.
Setelah menunggu beberapa menit, akhirnya gadis yang memiliki postur body goals ini keluar dengan tergesa-gesa.
"Ka, ayo," Hanna melambaikan tangannya tepat wajah Raka.
"Ngapain bengong? Terpesona pasti sama kecantikan gue," ucap Hanna dengan pedenya.
"Lipstik lo kena gigi," celetuk Raka, bertepatan ia langsung berdiri dan keluar dari kamar gadisnya.
"H-ah? Raka, ngeselin, monyet!" Umpat Hanna. Ia berjalan sembari menghentak-hentakan kakinya hingga menimbulkan suara nyaring karena ia sudah memakai high heels.
***
Sedangkan Devan ia sudah sangat tampan dengan mengenakan jas berwarna hitam yang melekat di tubuhnya. Ia melirik arloji yang menempel di pergelangan tangannya, sudah hampir setengah jam ia membangunkan gadis polosnya, namun tetap tidak mendapat respon.
"Glad, ayo dong bangun," Devan berusaha menarik selimut yang menutupi tubuh mungil Gladys.
"Nanti kalo gak ikut bilangnya gue gak ngajak," ucap Devan.
"Gue hitung sampe tiga, kalo lo gak bangun gue tinggal," ancam Devan. Namun, Gladys tetap bergeming.
"Satu... Dua... Dua setengah... Ti," Devan menjeda ucapannya, berharap gadisnya cepat bangun.
"Glad, gue gak suka, ya, sama cewek pemalas kayak gini," habis sudah kesabaran Devan.
"Glad gak mau di tinggal sama, Devan!" Akhirnya gadis itu mengeluarkan suara emasnya.
"Ya, emang ini di tinggal? Gue disini, Glad," ucap Devan gemas.
"Bohong!" Hardik Gladys. Dengan posisi yang sama, ia sama sekali tidak membuka selimut yang menutupi kepalanya.
"Buka dulu coba, gak sopan masa ngomong sama orang kayak gini," Devan duduk di samping ranjang sembari berusaha membuka selimut milik gadisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Danger Boy
Teen Fiction[COMPLETED] [FOLLOW AKUN TERLEBIH DAHULU] [JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN SETELAH MEMBACA]❤ Menjadi kekasih seorang Rangga Lumindo bukanlah yang Zea inginkan. Sifat keras, kasar, posesif, dan mengekang membuat Zea tidak merasa bebas. Namun, apakah Zea...