DANGER BOY 42

77.7K 6K 135
                                    

Selamat hari jum'at everyone😍

DB up nih!

Jangan lupa follow sebelum baca!

Enjoy




Gadis cantik yang mempunyai darah sunda ini tengah duduk di meja rias. Ia terus memandangi wajahnya yang nampak berbeda kala di olesi beberapa make up. Hari ini, tepat hari kelahirannya ia akan menyandang status baru sebagai tunangan dari anggota Elang yang sangat di segani itu.

"Kok nangis? Apa kamu tidak bahagia?" Tanya Kila, mama Gavin.

Tamara menggelengkan kepalanya, ia menyeka cairan bening yang menempel di pelupuk matanya, "Tata seneng, akhirnya, Tata bisa ngerasain apa itu cinta yang sebenarnya," ucap Tamara seraya menatap ke arah Kila.

"Syukurlah, mama ikut seneng," ujar Kila sambil tersenyum tipis. Setelah mendengar semua cerita dari putra semata wayangnya tentang kehidupan gadis yang bernama Tamara itu. Kila tidak dapat membendung rasa ibanya kepada Tamara.

"Permisi, Bu, acaranya akan segera di mulai," ucap salah satu pelayan itu dengan sopan.

"Ah, ya. Terimakasih, mbak," ucap Kila.

"Ayo, cuman sebentar, setelah bertukar cincin, kamu boleh ke kamar lagi," papar Kila.

"Bener?" Tanya Tamara memastikan. Bukan apa-apa ia hanya malu menjadi bahan sorotan orang-orang. Apa lagi yang keluarga Gavin undang tidak sedikit. Tamara tidak habis pikir, padahal ini hanya tunangan, bagaimana jika menikah? Ups... Tamara keceplosan deng.

●●●

"Udah?" Rangga memperhatikan dari ujung kaki hingga ujung kepala gadisnya. Cantik, sangat cantik. Tubuh mungil yang terbalut dengan dress berwarna hitam itu nampak lebih cocok dengan kulit putihnya. Terlihat sederhana memang, tapi tidak dapat di pungkiri aura kecantikan dari kekasih ketua Elang itu tidak menghilang.

"Gapapa?"

Rangga mengernyitkan dahinya, "Kenapa?" Rangga berbalik tanya.

"Aku pake dress ini," gumam Zea sembari memperhatikan ke bawah.

"Cantik..." ucap Rangga seraya mendekat ke arah gadisnya, "Lebih cantik lagi, kalo rambut kamu gak di iket," bisik Rangga tepat telinga gadisnya. Satu tangannya melepaskan jepitan yang mencepol rambut indah milik Zea.

"Mau marah?"

Zea melengkungkan bibir tipisnya, "Nggak, aku gak marah," ucapnya. Jauh dari lubuk hatinya ia sangat kesal dengan kekasihnya yang super posesif ini. Setelah berjam-jam menghias rambutnya, dengan tampak tidak berdosanya, Rangga melepas begitu saja? Hah, enyah kau.

"Masuk," titah Rangga.

Rangga mulai melajukan mobilnya, meninggalkan pekarangan rumah gadisnya. Ah ya, jangan lupakan, ketua Elang itu hari ini nampak begitu tampan dengan memakai jas berwarna hitam yang melekat di tubuhnya.

"Apa lagi?" Zea melayangkan tatapan nyalang ke arah kekasihnya.

"Hapus," Rangga menyodorkan tissue kepada gadisnya.

"Apa yang harus di hapus, Rangga?" Kesal Zea.

"Bibir kamu, sebelum aku yang hapusin,"

Danger Boy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang