Haii haiiii welcome back,jangan lupa Vote sebelum membacaaa!🤗❤
Happy Reading❤
Motor sport itu berhenti didepan gedung yang terlihat sangat tidak terawat lalu berjalan masuk tanpa ada raut wajah takut sedikitpun. Kedatangannya di sambut hangat oleh para anak-anak Elang yang tengah berkumpul.
"Lama bener lo, Ga," kata Gavin.
Rangga hanya membalas dengan gumaman, lelaki itu duduk di kursi yang memang khusus untuknya.
"Kenapa?" Tanya Rangga to the point.
"Jadi gini--"
"Iya gue ngerti kok, Ka, ngerti," potong Raffa membuat semua orang yang berada disana menatap nyalang ke arah Raffa.
"Belum anjing Raffa," sembur Devan emosi.
"Gue Raffa loh bukan anjing," suara yang di menye-menyekan membuat semua orang yang berada didalam bergidik jijik.
"Gimana anjing aja," gumam Gavin.
"Terusin!" Titah Rangga.
"Jadi anak Elang di suruh buat dateng ke acara pengangkatan ketua Mabes yang baru," Papar Raka memberitahu.
"Gimana, lo mau dateng, Ga? Tanya Devan.
"Kapan?" Tanya Rangga.
"Tiga hari lagi sih," sahut Raka.
"Kita dateng!" Final Rangga.
"Gue mau minta bantuan kalian," ucap Rangga.
"Bantuan apa bos?" Tanya salah satu anak Elang yang bernama Radit.
"Gue minta tolong buat dua atau tiga orang buat ngawasin rumah cewek gue, dan itu bergantian, gimana?" Tanya Rangga.
Sontak mereka mengangguk mantap kapan lagi seorang Rangga meminta bantuan kepada mereka? Rangga juga selalu membantu mereka entah dalam masalah ekonomi atau apa pun itu.
"Thanks," ucap Rangga tulus. Jarang sekali dirinya mengucapkan terimakasih.
"Gue pulang," ucap Rangga berpamitan.
•••
"Aman?" Tanya Rangga pada kedua Bodyguard itu.
"Aman, Tuan muda," jawab salah satu Bodyguard itu sembari menundukkan kepalanya.
Rangga menganggukkan kepalanya sebagai tanda terimakasih kepada dua orang yang sudah berjaga didepan rumah gadisnya.
Begitu masuk, kedua mata Rangga menatap seorang gadis yang sudah terkapar lemah di atas lantai dengan banyak pecahan gelas dan kotak makanan yang jatuh. Dengan cepat Rangga menghampiri ke arah Zea dan langsung merengkuh tubuh mungil itu.
"Wake up, honey," Rangga menepuk pelan pipi yang terasa dingin itu berkali-kali. Karena tidak mendapat pergerakan apapun, Rangga langsung mengangkat tubuh gadisnya membawanya keluar kamar.
Pikirannya benar-benar blank untuk saat ini. Apalagi ketika melihat bibir pucat Zea yang sangat jelas terlihat dimatanya. Jantungnya berdetak lebih cepat, Rangga takut terjadi sesuatu kepada Zea-nya.
"Siapin mobil!" Tegas Rangga seraya melirik kilas ke arah salah satu bodyguard.
"CEPET SIALAN!" Bentak Rangga membuat bodyguard itu bergetar karena takut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Danger Boy
Teen Fiction[COMPLETED] [FOLLOW AKUN TERLEBIH DAHULU] [JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN SETELAH MEMBACA]❤ Menjadi kekasih seorang Rangga Lumindo bukanlah yang Zea inginkan. Sifat keras, kasar, posesif, dan mengekang membuat Zea tidak merasa bebas. Namun, apakah Zea...