extra part (lagi)

7.4K 231 10
                                    

"Papah. Dewa minta ec klim." ucap dewa dengan nada cadelnya.

Sedangkan sang Papah sedang mengetik sesuatu di laptopnya.

"Nanti ya boy. Papah lagi kerja." ucap arka sambil mengelus surau hitam milik anaknya dengan lembut.

Dewa mengerutkan bibirnya sebal. Papahnya tuh kerja, kerja dan kerja mulu, ya walah kerjanya kebanyakan di dalam rumah sih dari pada dikantornya. Tetapi kalo gak merhatiin anaknya sama aja boong.

"MAMAH!!." teriak dewa dengan mata berkaca-kaca nya.

Arka yang mendengar suara melengking milik anaknya, gelagapan. Mampus, diamuk ibu negara.pikir Arka.

"Eh, tadi Dewa minta apa?." tanya Arka sambil mensejajarkan tubuhnya dengan anaknya.

Saat ini Dewa telah berusia 4 tahun. Anak yang mengemaskan, memiliki pipi chubby. Bibir merah alami. Dan mempunya mata bulat.

"Dewa minta ec klim. Dali tadi papah cuma bilang nanti nanti aja. Nantinya kapan?." tanya Dewa dengan wajah kesalnya. Bukannya takut malah gemas. Gak boong deh:v

"Yaudah yuk kita beli." ucap arka sambil mengendong Dewa.

"Mah. Aku sama Dewa ke supermarket dulu." teriak Arka.

"Iya."

Arka melangkahkan kakinya untuk menuju ke supermarket.

Setelah membeli ec klim yang disebut Dewa tadi, kini mereka papah dan anak sedang berjalan kaki dengan Dewa yang makan es krimnya dengan lahap.

"Pelan-pelan boy. Gak ada yang minta." ucap arka sambil menggandeng tangan mungil milik Dewa.

"Enak. Nanti beli lagi ya pah."

Arka hanya menganggukan kepalanya. Iya'in aja biar seneng. Pikir Arka.

"Pah liat deh. Ko anak pelempuan itu nangis sih?." tunjuk Dewa ke arah anak gadis yang nangis di bangku taman.

"Yaudah samperin sana." ucap Arka yang diangguki oleh Dewa.

"Yaudah Dewa kesana dulu ya pah. Papah pulang aja dulu." ucap Dewa.

Sedangkan Arka hanya menganggukan kepalanya. Toh rumahnya dekat dengan taman.

"Emang Dewa tau arah rumah dimana?."

"Tau dong. Kan dewa dah becal."

"Heleh, kecil gini dibilang besar. Lancarin dulu bilang R nya."

"Tau ah. Nanti Dewa bilangin ke mamah. Papah nakal."

Arka hanya tertawa mendengar ucapannya si dewa. Ada ada aja.

"Yaudah sana samperin."

Dewa menganggukan kepalanya dan berjalan meninggalkan Arka.

"Hai kenapa nangis?." tanya Dewa sambil duduk di samping gadis itu.

"Hiks...aku mau pulang." ucap gadis itu yang berumur 3 tahun.

He Is Arka [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang