He is Arka || 25

5.5K 253 3
                                    

He is Arka
.
.
Bagian 29

Happy Reading🙆❤

______________________________________

"Oncom, itu keripik gua," ucap Kevin yang berjalan dari arah pintu.

"Minta elah, pelit amat sih," gerutu Tino sambil menelan keripik yang telah dikunyah.

"Beli sendiri!!."

Kini mereka sedang berada di rofftop sekolah, membolos di pelajaran Matematika. Kata Tino, gua gak suka matematika, soalnya satu, jawabannya beranak. Bikin pusing aja!!.

Arka melihat pemandangan kota Jakarta dari atas rofftop, sesekali membuang asap rokok dari mulut dan hidungnya.

Melamunin masa lalunya yang membuat Arka semakin merindukan dia. Entah sudah berapa tahun kejadian itu terjadi, hanya dia yang membuat hidup Arka yang berwarna menjadi lebih berwarna. Hanya dia cinta pertama sekaligus sahabat kecilnya.

Seandainya hari itu bisa diputar kembali, mungkin dia masih berada disisinya.

Lamunan Arka memburam, tak kala mendengar sosok disamping yang memanggilnya.

"Arka!!,"

Arka menoleh kearah Tino yang sedang memamerkan giginya yang putih. Arka mengangkat satu alisnya.

"Ngelamunin apa sih lu?,"

Arka menggelengkan kepalanya dengan pelan, sambil membuang putung rokoknya yang tinggal sedikit.

"Gua tau!!," ucap kevin

"Apaan?,"

"Arka lagi ngelamunin si Dea, ihiw,"

"Gak jelas!!," ucap Arka sambil berjalan keluar dari rofftop.

"Yah, ngambek,"

.
.
.

Arka berjalan menuju parkiran, setelah menaiki kuda besinya dan memakai helm fullface nya. Arka langsung menacapkan gasnya dengan pelan.

"Eh den Arka. Mau kemana?," tanya Pak satpam.

"Buka," ucap Arka tidak menjawab pertanyaannya si pak Satpam.

Pak Satpam menganggukan kepalanya dengan cepat dan membuka gerbang lebar-lebar. Dia takut membantah Arka, Pak Satpam juga tau bahwa Arka berpengaruh pada lingkungan sekolah.

Setelah gerbang dibuka, Arka langsung saja menancap gas dengan cepat.

Membelah jalan kota dengan kencang, dan tidak menghiraukan umpatan-umpatan yang dikeluarkan oleh pengendara lainnya untuk Arka.

Setelah sampai ditujuan, Arka berjalan menuju bukit yang terdapat rumah pohon.

Arka memasuki rumah pohon itu yang sudah lama ia tinggal.

"Ta, gua kembali. Maaf gua gak pernah kesini lagi, gua kangen Ta," ucap Arka dengan kata terkahir di pelankan.

Arka mendongakkan kepalanya untuk melihat awan-awan putih dan langit biru. Arka tersenyum sedih.

Melihat sekeliling yang hanya terdapat hamparan rumput yang hijau.

Dia menjelajahi rumah pohon yang sudah berdebu. Berjalan melihat dinding yang terdapat foto-foto Arka dan masalalunya.

Dan di ujung rumah pohon itu, ada terdapat tulisan ‘B♡ T’. Arka tersenyum melihat tulisan itu. Mengusap tulisan itu dengan memejamkan matanya.

Flashback on.

"Ta, sini deh," ucap Arka junior kepada bocah kecil yang dipanggil Ta.

"Bagus gak?,"

Bocah perempuan itu menganggukan kepalanya dengan tersenyum lebar, yang membuat matanya yang tadinya besar kini membentuk bulan sabit.

"Bagus,"

Bocah perempuan itu melihat tulisan ‘B♡T’ yang ditulis oleh Arka.

"Janji ya, jangan ninggalin Bagas," ucap Arka sambil mengancungkan jari kelingkingnya kearah bocah perempuan itu.

Bocah kecil itu pun menautkan jari kelingkingnya ke jari mungil Arka "janji."

Flashback off.

"Dulu kamu janji gak bakal ninggalin Aku, tapi takdir berkata lain,"

"Ta, kalo aku suka sama cewek lain. Kamu bakal cemburu gak?," tanya Arka diakhiri kekehan kecil.

"Aku nyaman sama cewek lain Ta, nama dia Dea. Dia mirip kamu. Berharap Dea itu kamu tapi gak mungkin,"

Arka tertawa, sambil menggelengkan kepalanya dengan pelan.

"Aku pamit pulang ya Ta, nanti aku kesini bawa Dea," ucap Arka sambil berjalan menuju motornya.

.
.
.

"Nek," ucap Dea sambil berjalan menuju Neneknya yang sedang membuat kue.

"Iya kenapa De?,"

"Gak papa Nek, Nenek mau buat kue sebanyak ini buat apa?," tanya Dea penasaran.

"Buat jualan De, buat menambahkan uang sehari-hari kita,"

Dea menganggu kan kepalanya mengerti "butuh bantuan Nek?,"

"Gak usah, mendingan kamu mandi," ucap Nenek yang masih serius membuat kue nya.

Dea pun mengiyakan perkataan Nenek dan berjalan menuju kamar untuk mandi.

Setelah mandi, Dea berjalan menuju lemarinya untuk mengambil kaos pink dan celana pendek diatas lutut.

______________________________________

Bersambung:v

Seeyounextpart

Tbc.




He Is Arka [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang