He Is Arka || 03

12.1K 633 2
                                    

Jangan lupa vote and comment!!

Bagian 4
.
.
HAPPY READING🎉

👇👇👇

Berdiri didepan cermin itu lah yang Deandra lakukan. Melihat tampilannya yang sudah rapi dengan memakai baju putih abu abunya yang baru.

Hari ini Deandra dipindahkan oleh pihak sekolah SMA 1 Galaksi ke sekolah SMA Bagaskara.

Sampai suara ketukan pintu mengalihkan pandangannya yang tadinya di cermin sekarang melihat pintu yang sedang diketuk.

"Dea, sarapan dulu nak" ucap wanita paruh baya dibalik pintu.

"Iya nek" teriak Deandra menyahuti ucapan neneknya.

Deandra hidup hanya bersama neneknya. Dia tidak tau kemana ortunya, sedari dia berumur 5 tahun Dea tidak mengingat apapun dan siapapun. Dia mengetahui dirinya amnesia dari sang nenek ketika dia menanyakan orangtuanya.

Dea pun berjalan menuju meja makan untuk sarapan paginya dengan sang nenek. Sedangkan sang kakek telah meninggal disaat Dea berumur 10 tahun, dan sekarang Dea berumur 16 tahun, berarti 6 tahun sudah meninggalnya kakek Dea.

"Hari ini apakah Dea bekerja lagi" tanya sang nenek sambil meletakkan nasi gorengnya didepan Dea.

"Iya nek. Mungkin Dea pulang jam 7 malam. Gpp kan nek?" ucap Dea sambil memakan nasi gorengnya itu.

"Iya gpp. Tapi seharusnya kamu tidak usah bekerja biar nenek saja yang bekerja" ucap Nenek sambil melihat Dea yang sedang memakan masakannya.

"Gak usah nek, nenek tetap dirumah saja. Biar Dea yang bekerja" ucap Dea sambil mengusap tangan neneknya dengan lembut.

"Yaudah Dea berangkat ya nek" ucap Dea sambil mencium tangan nenek.

"Yaudah hati hati" ucap nenek sambil melihat Dea dari ambang pintu.

-----

Dea berjalan dengan kepala yang sedikit menunduk, dia sangat risih karena semua murid di sekolah barunya melihat kearah dirinya.

Sampai Dea menubruk badan kekar dengan keras.

"Aduh" lirik Dea sambil mengusap dahinya dengan tangan kanannya.

"Kalo jalan liat liat" ucap seorang cowok dengan dingin.

"Ma..maaf ka" ucap Dea lirik dengan wajah yang masih menunduk.

Tidak ada jawaban sama sekali, Dea yang sudah kepo dengan badan yang seperti beton itu langsung mendongakkan kepalanya untuk melihat cowok dingin itu.

"Kakak" teriak Dea kaget.

Arka yang di panggil kakak oleh cewek didepannya langsung saja menaikan sebelah alisnya.

Semua murid yang berlalu lalang di koridor mendengar teriakan Dea langsung saja melihat Dea dengan tampang keponya.

"Hmm"

"Ma...maaf ka, Dea gak sengaja" ucap Dea gugup.

Arka tidak menjawab malah menarik tangan Dea entah mau bawa kemana.
Sedangkan Dea dia hanya pasrah yang akan Arka lakukan.

"Kakak, gue mau dibawa kemana?" tanya Dea berusaha melepaskan tangan Arka dari pergelangan tangannya. Sudah merah pasti itu tangan.

"Diem" ucap Arka dengan tegas.

Dea langsung merapatkan bibirnya, takut dia kena seprot oleh mulut dingin eh ralat oleh omongannya Arka yang dingin.

Dea yang sedari tadi penasaran dengan nama cowok yang menggandenganya langsung saja bertanya.

"Hmm ka, boleh nanya. Nama kakak siapa?" tanya Dea dengan gugup pasalnya Dea sedari tadi takut dengan tatapan semua siswi disepanjang koridor. Seperti ingin memakan hidup hidup dirinya saja.

"Arka" ucap Arka sambil memperhentikan jalannya.

"Ohh, Arka" lirik Dea.

"Tapi. Kakak mau ngapain? Ko bawa gue kesini sih?" tanya Dea lagi. Ini Dea banyak tanya deh, sleding juga lu.

Arka langsung saja melirik sebelah kanan untuk menunjukkan sesuatu lewat lirikan itu.

Dea yang tidak paham hanya mengangkat kedua alisnya. Dengan geram Arka langsung memegang kepala Dea dan langsung membuat siswi di koridor berteriak histeris. Pasalnya Arka tidak pernah bersentuhan dengan lawan jenis, dan dengan keajaiban Arka memegang kepala dan pergelangannya cewek didepannya. Benar benar keajabaikan dunia. Pikir mereka semua.

Arka langsung memutai kepala Dea menghadap kearah kanan, yang pertama Dea lihat tulisan didepan pintu yaitu 'Ruang kepala sekolah'. Dea paham, ternyata sedari tadi Dea ditarik oleh Arka hanya untuk mengantarkan dirinya keruangan Kepsek. Benar benar peka, pikir Dea.

"Makasih ka" ucal Dea sambil melepaskan tangan Arka dari kepalanya.

Arka pun hanya menganggu kan kepalanya dan berlalu pergi dari hadapannya Dea, dan Dea tidak berpikir panjang lagi langsung saja mengetuk pintu itu dengan dijawab ucapan

"Masuk"

Dea pun langsung masuk keruangan kepsek untuk menanyakan kelasnya berada dimana.

✔✔✔

Bersambung:v

Note:

Jangan lupa vote and comment!!

Next part

Dan see you💋




He Is Arka [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang