He is Arka || 19

5.8K 293 5
                                    

Jangan lupa V&C!!

He is Arka
.
.
Bagian 22

Happy Reading!!😚

______________________________________

"Kak Arka, mendingan mampir dulu yuk. Dea obatin luka kakak," ucap Dea yang setelah turun dari kuda besi milik Arka.

Arka menganggukan kepalanya dan turun dari motornya, tidak lupa melepaskan helm fullfacenya.

Dea pun berjalan menuju rumah Neneknya yang tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil.

"Ka Arka duduk dulu," ucap Dea sambil berjalan menuju dapur untuk mengambil handuk kecil dan handuk, tak lupa p3k nya.

"Eh, temennya Dea ya?," tanya Nenek yang sedang membawa belanjaannya.

"Iya Nek," ucap Arka sambil beranjak duduk dari sofa dan berjalan menuju nenek Dea untuk menyalimi tangan beliau.

Mungkin otw, batin Arka terkekeh geli.

"Duduk dulu, nenek buatin minum dulu,"

"Gak usah nek, jadinya ngerepotin," ucap Arka.

Nenek Dea hanya menggelengkan kepalanya dan berjalan menuju dapur untuk membuatkan minuman.

Dea berjalan dengan membawa kotak p3k dan baskom yang berisi air hanya untuk mengopres luka Arka terlebih dahulu.

"Sini ka, Dea obatin dulu," ucap Dea sambil memeras handuk kecil yang di celupkan kedalam baskom yang berisi air hangat.

Arka berdiri dan duduk di sebelah Dea untuk mengobati lukanya.

Dea pun mengopres luka Arka dengan serius, sedangkan Arka tetap fokus melihat wajah serius Dea.

'Mirip Dia' batin Arka.

Arka pun langsung menghilangkan fikiran itu.

"Awww, stsss,"

"Ma...maaf ka," ucap Dea dengan hati hati.

Dari arah dapur Nenek Dea sedang membawa minuman teh anget untuk Arka.

"Maaf nak, cuma ada teh anget," ucap Nenek Dea sambil meletakkan teh angetnya didepan Arka.

"Gak papa nek, malah Arka berterima kasih atas tehnya," ucap Arka sambil tersenyum, membuat matanya terlihat seperti bulan sabit.

Sedangkan Dea yang melihat Arka tersenyum langsung menatap Arka dengan terpana.

Dengan kesadaran penuh, Dea pun langsung menepiskan pikirannya itu.

"Eh, udah ka," ucap Dea sambil merapikan p3k dan handuk yang di pegang.

Nenek Dea sudah pergi kekamr untuk beristirahat, sedangkan Dea tengah gelisah disamping Arka.

Arka meminum tehnya sambil melirik kearah Dea.

"Hmm, De...Dea mau naruh ini dulu ya kak," ucap Dea sambil menunjuk p3k dan baskom.

Dea berdiri dari duduknya, baru satu langkah pinggang Dea sudah di pegang oleh tangan kekar milik Arka, Dea semakin mati kutu oleh perbuatannya Arka.

"Disini dulu," ucap Arka dingin.

Dea pun membalikkan badannya dan tangan Arka yang tadinya bertengger indah di pinggang Dea terlepas begitu saja.

"Eh, i...iya ka,"

Dea pun duduk di sofa yang satunya, Kenapa gua gugup sih, batin Dea.

"Kakak, anggota TDF?," tanya Dea gugup.

Arka yang ditanya begitu langsung saja melihat kearah Dea yang sedang gugup. Dia tersenyum dengan tipis, sakin tipis nyabgak ada yang bisa melihat senyum Arka yang kaya tadi.

"Iya, gua ketua nya," jawab Arka dengan datar.

Dea yang saja kaget karena mendengar yang sebenarnya, kak Arka ternyata ketua, pantesan gak ada yang berani sama kak Arka disekolah, batin Dea.

"Se...sejak kapan kakak ikut begituan," tanya Dea lagi.

Dea mengerutuki mulutnya yang memiliki nyawa sendiri, bodoh!!.

"Dari kelas sepuluh,"

Dea menganggu kan kepala setelah mendengar jawaban Arka, jadi dia harus berhati-hati sama geng TDF dan juga Arka.

Arka melihat jam yang berada dipergelangan tangannya. Arka pun beranjak dari duduknya.

"Gua pulang,"

Dea pun ikut berdiri dari duduknya.

"Eh, iya kak,"

Dea mengantarkan Arka kedepan pintu rumah nya.

"Hati-hati kak," teriak Dea.

Arka menganggukan kepalanya dibalik helm fullfacenya.

______________________________________

Bersambung:v


Bayangin aja kak Arkanya dirumah Dea, sambil memakai jaket hitam😁.

Tbc.

He Is Arka [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang