🍂 30

3.7K 151 32
                                    

[ Iya aku mencarimu sampai rasanya aku mau marah padamu Mino!!]

Bisik hati kecil Irene. Perempuan itu memandang lekat-lekat wajah pemuda Song yang kini berdiri memandangnya dengan wajah polos seolah tidak terjadi apapun dan senyuman lugu nya yang entah kenapa semakin membuat kekesalan Irene semakin memuncak sedemikian rupa.

"Tidak! Untuk apa saya cari kamu" tukas Irene. Berbohong. Sepenuhnya berbohong padahal jujur dalam hati ia rindu wajah ini.

Wajah anak muda yang katanya jatuh cinta padanya.

Hah tidak seharusnya Irene terbuai sih. Mana ada anak muda berusia 20 tahunan dengan status mahasiswa yang serius dengan ucapan cinta? Bullshit.

"Oh, saya fikir ibu kangen sama saya" balas Mino yang malah menyunggingkan kekehan manis di ujung bibir. Pria muda itu menggaruk bagian belakang kepalanya yang tidak gatal. Sementara Irene melengos, menyembunyikan wajah kesalnya yang pasti sudah jelas terlihat.

Song Mino diam-diam tersenyum melihatnya.

Dasar perempuan. Gengsi nya terlalu besar bahkan hanya untuk sekedar mengakui kalau ia rindu.

"Jangan geer kamu" balas Irene yang malah bersikap sebaliknya. Mino yang mendengarnya sebetulnya ingin terbahak tapi ia tahu itu hanya akan membuat Irene semakin marah padanya.

"Iya bu maaf. Saya fikir ibu kangen sama saya karena saya --"

Irene mendongakan kepalanya begitu Mino menggantung kalimatnya. Wajah perempuan itu menyiratkan rasa penasaran luar biasa yang jelas terlihat.

Duh Mino gemas sekali.

"Ga jadi bu hehehe" kekeh Mino. Irene mendengus sebal mendengarnya. Perempuan itu kemudian menarik sling bag nya dan meneggakkan rahangnya lebih tinggi. Setelahnya ia kemudian berbalik tapi Mino buru-buru menahan lengannya.

"Ibu mau kemana? Bukannya ibu mau ke tempat saya?"

Irene yang mendengarnya mencebik sebal. Wajahnya tersinggung sekali saat ucapan itu menohok ujung hatinya.

Kenapa sih semua yang Mino ucapkan semuanya benar. Membuat nya malu saja.

Tapi kemudian perempuan itu menyentakkan lengan Mino dan mendesis kesal. Ia terus berbalik tapi tarikan pada tangannya semakin menguat sampai kemudian tubuhnya terlempar kedalam rengkuhan Mino yang melebarkan kedua tangannya dan memeluknya dengan erat. Ujung dagu Mino bahkan menempel di pucuk kepalanya.

Irene yang hendak berontak kemudian terdiam begitu sesuatu yang lirih terdengar oleh indera telinga nya.

"Saya kangen bu Irene ..."

🍂 Shelter 🍂

Wajah Mino berseri begitu melihat rona bahagia yang tercipta begitu saja dari wajah perempuan yang sudah menyita rasa rindu nya ini setiap malam menyapa.

Ia bahkan langsung mematahkan sumpit tanpa banyak bicara lagi. Memisahkan beberapa potongan kue beras mengacaknya sampai lelehan mozarella mengurai dan menimbulkan aroma lezat.

"Enak .... Tau darimana kamu kalau saya suka tempat ini" gumam Irene disela kunyahan kue beras yang ia makan. Mino yang menatapnya dari ujung meja menyatukan kedua tangannya ke dagu dengan bibir yang kemudian tersenyum.

Irene yang ia lihat sungguh jauh seratus delapan puluh derajat dari Bu Irene yang biasa ia tampilkan.

Dibalik topeng angkuhnya ada sifat kekanakan yang menggemaskan.

"Enakk.... Duh, aku sudah lama tidak makan kue beras ditempat ini"

Mino lagi-lagi tersenyum mendengarnya. Rasa laparnya bahkan menguap begitu melihat bagaimana lahapnya perempuan itu menyantap habis kue beras yang ia pesan.

SHELTER [🔞]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang