"Ayo bermain"
Hah gila. Apa-apaan ini, bermain katanya. Seumur hidup Mino rasanya baru kali ini bertemu dengan wanita sesinting Bu Irene. Fantasinya benar-benar liar dan tanpa batas. Entah dia sudah merencakan semuanya dari awal atau memang idenya ini datang begitu saja, tiba-tiba dari dalam kepalanya.
Cantik-cantik mesum. Sungguh menggemaskan.
"Hm .. Saya, belum pernah bermain seks didalam bioskop bu" Elak Mino mencoba menjaga gengsi. Menghadapi perempuan dengan otak yang setengahnya berisi seks harus ada yang logis disini.
Yah walaupun nantinya Mino pasti terpancing juga sih. Tapi come on, ini bioskop dan tempat umum. Itu sama saja kau bermain seks ditempat yang bisa dilihat orang lain kan.
Sensasinya mungkin menegangkan tapi Mino tidak mau ambil resiko kalau nantinya ada yang merekam.
Ah iya, disini pasti terpasang cctv.
"Bu, disini pasti ada cctv"
"Tidak akan"
"Kenapa enggak? Ini kan bioskop, pasti dipasang cctv"
Bu Irene mengibaskan satu tangannya dan mendecih. "Saya bilang ga akan. Saya ini member khusus, vvip jadi kami memiliki privacy yang harus dijaga" Jawab Bu Irene santai.
Santai namun sanggup membuat kedua mata Mino membeliak. Sekaya apa sih perempuan ini sampai mempunyai privilage sekhusus itu.
Biasanya kan hanya orang-orang penting dan pejabat yang memiliki privilage seperti itu.
Jangan-jangan benar apa yang dia gibahkan kemarin bersama Hanbin dan Chanyeol. Perempuan ini simpanan pejabat atau orang penting. Tapi kenapa dia bisa sebebas ini keluar dengan pria muda, menyewa seorang partner sepertinya.
Pasti ada pengawal nya kan? Siapapun pasti tau walaupun kau jadi simpanan pejabat kau tidak akan bisa hidup sebebas yang kau inginkan. Walaupun uangmu banyak dan hampir memenuhi nafsu duniawi tetap saja hidupmu rasanya seperti di penjara.
Itu yang sering Mino baca di cerita novel.
Jadi .. Kemungkinan Bu Irene simpanan rasanya. Mustahil.
"Kamu ini suka sekali melamun, kamu mikirin siapa? Lalisa?" Tuduh Irene begitu Mino mematung, hanyut dengan lamunan nya yang tidak tentu arah.
Song Mino mengerjapkan kedua matanya jengah dan kemudian mendecih.
"Kalau iya kenapa? Ibu ... Cemburu?" Tembak Mino dengan seringai halusnya.
Wajah Bu Irene memerah. Entah benar ia cemburu atau memang kesal, dan Mino senang sekali melihatnya.
Sungguh rasanya menyenangkan melihat wajahnya memerah. Pantas Chanyeol senang sekali berulah dan betah kalau Rose sudah marah-marah padanya.
"Cemburu? Apa itu cemburu?" Sentak Irene sebal. Ia memalingkan wajahnya kearah yang lain asal tidak beradu pandang dengan Mino yang kini menyeringai, pria Song itu merebahkan kepalanya dengan kedua mata yang masih awas menatap Irene dengan senyuman jahilnya.
"Cemburu itu ya .. Seperti yang sedang Ibu lakukan saat ini"
"Jangan mengada-ada kamu, mana ada saya cemburu"
"Ya terus kenapa Ibu nuduh saya mikirin Lalisa? Memangnya kalo saya melamun otak saya isinya Lalisa doang gitu?" Jawab Mino yang kini terdiam begitu Irene membalikan tubuhnya, memunggunginya dan membiarkan mulusnya pungguh itu menjadi pemandangan bagi mata Mino yang kini menyeringai.
Sial. Dia benar-benar indah.
Mino tahu perempuan ini sedang merajuk dan tidak ada cara lain selain membujuknya. Perlahan ia beranjak bangun dan ikut bangun. Berhadapan dengan punggung mulus yang hanya dilapisi strapless bra berwarna hitam.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHELTER [🔞]
FanfictionBijaklah dalam memilih bacaan. 🔞 no under age, hargai Author dengan cara menjauhi story ini kalau kalian tidak suka dengan konten dewasa or Anti NC Song Mino tahu, kalau Bae Irene hanya ingin memuaskan nafsunya. Ia sadar kok, mereka hanya saling me...