"Mahasiswa Song, dari sekian murid di semester akhir hanya kamu yang belum mengumpulkan proposal pengajuan judul___ kenapa?"
Song Mino membatu ditempatnya. Terkejut dan tidak menyangka akan mendapatkan cecaran pertanyaan seperti ini. Diruang dosen yang sepi dan hanya berdua, berhadapan dengan perempuan cantik yang ternyata dosen pengganti Pak Kim.
Sial. Salah sasaran Mino kali ini.
"Saya tanya kamu Song" Tegur perempuan itu. Kelihatannya dia gusar karena Mino sama sekali tidak bicara satu patah kata pun kepadanya. Pria Song itu hanya menggaruk bagian belakang kepalanya yang tidak gatal dan terkekeh.
Apalagi yang harus ia jawab. Ia terlalu sibuk menggambar dan nongkrong dengan Chanyeol.
"Kamu niat lulus tidak?"
"Niat dong Bu, kalo saya ga niat lulus mau sampe kapan saya kuliah__" Elaknya. Terbata dan sedikit takut. Bagaimana pun tingkah Mino diluar didepan seorang dosen tetap saja ia harus menjaga mulut.
"Saya tunggu proposal kamu hari Jum'at__"
"Dua hari lagi dong bu?"
"Iya. Memangnya kenapa? Ada masalah?" Tantangnya lagi. Mino mendecih perlahan. Perempuan cantik memang seperti itu tipikalnya.
Judes.
"Tapi bu ... Saya ga mungkin bikin proposal secepat itu. Gimana kalau errr--- jum'at depan"
Brakkk
Mino yang tengah berdiri hampir saja menjerit begitu sebuah buku disentakkan begitu saja diatas meja. Pria Song itu mendecak diam-diam. Sementara Ibu dosen muda yang sepertinya mulai emosi tampak menahan nafasnya.
"Itu bukan urusan saya. Hari Jum'at dan tidak ada toleransi keterlambatan"
"Bu ..."
"Silahkan keluar" Seru perempuan itu dengan emosi. Sementara Mino yang mendengarnya hanya terdiam, lalu memutar arah dengan bibir mendecih tapi ia kemudian berlalu dengan emosi yang meletup dikepala.
Ketika kedua kakinya sampai di ujung lapangan Mino sekali lagi menoleh kearah ruangan dosen dan mendecih sejadinya.
Sial. Alamat gagal pedekate sama Lisa nanti malem.
🍂Shelter🍂
"Nanti malem jadi kan?"
Song Mino yang tengah emosi hanya mendongak lalu mendecih malas. Ia sudah sampai di flat nya. Sementara ia melepaskan sepatu dan menggantinya dengan sandal Park Chanyeol yang mengisi flat sebelah kemudian menaikkan satu alisnya dengan bingung.
"No, kamu ga pa pa?"
"Kayanya ga ikut Chan, sorry"
"Kenapa? Rose udah ngasih tau Lisa kalo kamu mau dateng dan dia kayanya berharap kamu beneran dateng No"
Song Mino yang mendengarnya berhenti sibuk dengan sepatunya. Pria Song itu mendongak dan menatap kearah sahabatnya dengan pandangan serba salah.
"Dosen baru tadi ---"
"Kenapa?" Sela Chanyeol curiga. Ia belum melihat seperti apa rupa dosen baru itu walaupun teman-temannya sudah menggosip kan perempuan itu berkali-kali.
"Aku harus ngurusin proposal skripsi kalo ga, alamat gagal sidang di tahun ini" Sahut Mino dengan lusuh, pria Song itu mendudukan tubuhnya diatas sebuah karpet beludru yang memang menjadi tempat duduk didalam flat minimalisnya. Park Chanyeol yang mendengarnya hanya menaikkan satu alisnya lalu mengekeh.
"Serius? Tumben amat kamu mikirin kuliah No"
"Serius lah Chan ... Gila kali masih maen-maen kalo udah diancem kaya gini" Sahut Mino kelu, pria itu kemudian mengeluarkan satu batang rokok miliknya dan menyalakan nya dengan cepat. Membiarkan masalah ini melebur bersama kepulan asap rokok. Chanyeol yang ikut duduk disamping Mino hanya mendesis.
![](https://img.wattpad.com/cover/223304264-288-k358385.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
SHELTER [🔞]
FanfictionBijaklah dalam memilih bacaan. 🔞 no under age, hargai Author dengan cara menjauhi story ini kalau kalian tidak suka dengan konten dewasa or Anti NC Song Mino tahu, kalau Bae Irene hanya ingin memuaskan nafsunya. Ia sadar kok, mereka hanya saling me...