Pukul 08.00 malam
Satu jam lagi Mino harus ke halte, menunggu Bu Irene menjemputnya. Dan selama satu jam ini ia hanya mematung didepan pintu lemari nya yang sudah kisut masai akibat ulah tangannya. Jujur Mino bingung, malam ini adalah malam pertamanya bekerja dan ia sama sekali tidak tahu harus memakai pakaian seperti apa.
Ia bahkan lupa menanyakan lebih detail pekerjaan yang akan ia lakukan. Sial. Uang memang membutakan segalanya.
Ngomong-ngomong soal uang, Mino bahkan sudah melunasi iuran kuliahnya sampai lunas. Dosen Park yang heran bahkan menyangka nya sudah menjual sertifikat tanah atau menuduhnya sudah menjual ginjalnya. Dasar gila, tidak bisa kah orang-orang tidak menuduh sembarangan pada hidupnya.
Mino memang miskin tapi ia tidak sehina itu sampai harus menjual sertifikat tanah atau mengorbankan ginjal. Ia miskin tapi tidak dungu.
TOK TOK TOK
Song Mino yang tengah berada diambang kebingungan menolehkan kepalanya kearah pintu flat yang diketuk. Ia hanya melirik sekilas dan menyeringai begitu mendengar suara flat nya dibuka paksa.
Itu Chanyeol, siapa lagi.
"No ... Lisa, ngajakin ke apartemennya lagi" Sahut pria itu, suara langkah Chanyeol yang terburu sudah menjadi hal yang lumrah bagi Mino, oh pria Park itu bahkan kini sudah berada di antara pintu kamarnya. Melongo melihat isi lemarinya yang acak-acakan.
"Ada gempa bumi No?" Tanya nya dengan raut wajah tengil. Mino mendecih mendengarnya lalu meraih salah satu kemeja flanel dan menaruhnya begitu saja diatas kasur.
"Enggak lah"
"Lah ... Baru mau diajakin ketemu Lisa, udah siap-siap fitting aja nih" Sindir Chanyeol yang kemudian terbahak.
"Sorry aku ga bisa" Sahut Mino yang kemudian meraih pakaiannya secara paksa, menaruhnya menjadi satu tumpukan diatas kasur. Park Chanyeol yang mendengarnya langsung menaikkan satu alisnya.
"Mau kemana? Oh, masih kerja part time?"
"Enggak, aku dapet kerjaan baru"
"Oh ya? Dimana?"
Song Mino yang baru saja hendak membuka mulut kembali mengatupkan bibir. Chanyeol memang sahabat nya yang paling dekat tapi rasanya terlalu dini kalau ia sampai harus seterbuka itu. Ditambah Mino sendiri tidak tahu pekerjaan yang akan ia lakoni seperti apa.
"Ehmm ... Ada pokonya, ini hari pertama" Elak Mino yang kemudian menggunakan celana jeans nya.
"Pertama kali kerja malem-malem? Jadi apaan No?"
"Security kali" Jawab Mino asal. Eh tapi itu bisa jadi benar, siapa tahu Bu Irene meminta nya untuk menjadi security dirumahnya makanya Mino dipekerjakan di jam-jam malam. Logis kan?
"Wuidih.. Tapi ko pake celana jeans No? Setau aku security itu harus pake pakaian formal. Yeah minimal kamu pake kemeja putih sama celana hitam lah" Sahut Chanyeol yang kemudian berlalu dari kamarnya. Meninggalkan Mino yang mematung.
Kenapa tidak terfikir dari tadi.
🍂 Shelter 🍂
Halte. Pukul 09.00 malam.
Mino sudah duduk disalah satu kursi halte, ia bahkan sudah mengecek arloji ditangannya dan menghela nafasnya dengan lega. Tepat pukul 09.00 dan ia sama sekali tidak terlambat.
Angin malam yang perlahan berhembus membuat Mino sedikit menyatukan kedua tangannya. Tidak berapa lama sebuah klakson kemudian dibunyikan, Mino yang masih mematung mendongak dan buru-buru bangun, berjalan menghampiri SUV yang terparkir di pinggir jalan.
![](https://img.wattpad.com/cover/223304264-288-k358385.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
SHELTER [🔞]
FanfictionBijaklah dalam memilih bacaan. 🔞 no under age, hargai Author dengan cara menjauhi story ini kalau kalian tidak suka dengan konten dewasa or Anti NC Song Mino tahu, kalau Bae Irene hanya ingin memuaskan nafsunya. Ia sadar kok, mereka hanya saling me...