Bagaimana cara menunjukkan keseriusan seorang pria yang bahkan tidak memiliki pekerjaan apapun selain titel mahasiswa?
Mungkin kalian bisa membantu perjaka penuh feromon cinta ini dengan beberapa saran.
Park Chanyeol sudah menyerah, angkat tangan dan mencoba menerima saja bagaimana keinginan sahabatnya itu. Percuma saja memberitahu Mino sekeras yang ia bisa. Pria Song itu benar-benar dimabuk cinta. Fikirannya seperti anak muda yang terlempar ke zaman kuno.
Kalau cinta itu harus diperjuangkan.
Halah! Bullshit, itu semua terdengar naif bagi Park Chanyeol.
"Mau kerja lagi? Mendingan kamu fokus sama skripsi kamu No, belajar yang bener. Biar nilai kamu bagus dan bisa nyari kerja di tempat yang bonafid" Tegur pria Park yang kini sedang duduk dengan kepulan asap rokok ditangannya. Ia hanya mendongak sesekali menatap Mino dengan pandangan sinis nya begitu melihat sahabatnya itu sudah rapih dan wangi sekali.
Parfum nya beda. Sepertinya mahal.
"Pekerjaan aku ga ganggu kuliah aku ko Chan" Balas Mino dengan kekehan diujung bibir, binar dimatanya bahkan membuat pria Park itu sedikit tertegun ketika mereka beradu pandang.
"No ... Kalo mau serius kejar bu Irene mending fokus aja kuliah. Terus kerja di kantor yang gaji nya gede--"
"Chan .. Ini bukan masalah uang"
Park Chanyeol menghela nafas nya lalu mengepulkan asap rokok yang baru saja ia hisap, membentuk lingkaran berwarna putih yang kemudian memudar bersamaan dengan hembusan angin malam.
"No, zaman sekarang ga ada yang namanya cinta suci, cinta tulus ato what ever lah itu namanya. Sekarang, zaman dimana kedudukan dan posisi seseorang diperhitungkan bahkan dalam urusan perasaan"
Song Mino yang mendengarnya perlahan berjongkok, lalu menepuk lutut Chanyeol dengan pelan.
"Kamu sendiri? Sama Rose? Kalian santai-santai aja jalanin hubungan-"
"Rose sama Bu Irene beda No"
"Mereka sama-sama perempuan Chan... Udah, aku berangkat dulu" Tukas Mino yang kemudian beranjak bangun dengan beberapa tepukan pada ujung lutut nya. Ia melirik kearah sahabatnya dan menyeringai lalu berlalu meninggalkan Chanyeol yang kembali menghisap rokok nya dengan perasaan kelu.
Entah lah perasaannya tidak enak sekali melihat bagaimana semangatnya Mino dengan cinta monyetnya ini.
Mino bahkan tidak sadar kalau jarak diantara dia dan Bu Irene begitu jelas terbentang.
🍂 Shelter 🍂
Pergumulan seru itu baru saja berakhir. Kalau biasanya Irene begitu menikmati waktu yang ia dapatkan dengan suaminya kali ini rasanya berbeda.
Hambar.
Tapi ia tahu wajahnya harus selalu menampilkan senyuman dan rona bahagia. Karena bagaimana pun pria Choi ini adalah pria yang berhak seutuhnya atas tubuh Irene.
Itu kan kewajiban yang harus dilakukan oleh seorang istri yang baik?
Baik ya. Hahaha. Menggelikan
"Ada pertemuan yang harus aku hadiri, maaf" Sahut suara husky yang kini sudah berganti dengan pakaian mewahnya lagi. Aroma lelaki yang benar-benar menguar kuat dari tubuhnya benar-benar tercium dari indera penciuman Irene. Perempuan Bae itu hanya membuka kedua matanya dan tersenyum semanis mungkin ketika sebuah kecupan mendarat di dahi nya.
Choi Siwon memandangnya sejenak lalu mengusak pucuk kepala perempuan itu.
"Aku tahu ini keterlaluan, tapi tunggu sebentar lagi. Kehidupan kita yang seperti ini akan segera berakhir Rene" Ucapnya dengan diakhiri senyuman manis dari kedua bibirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHELTER [🔞]
FanfictionBijaklah dalam memilih bacaan. 🔞 no under age, hargai Author dengan cara menjauhi story ini kalau kalian tidak suka dengan konten dewasa or Anti NC Song Mino tahu, kalau Bae Irene hanya ingin memuaskan nafsunya. Ia sadar kok, mereka hanya saling me...