Eren.
Eren.
Eren!
Eren Yeager membuka kedua matanya. Dia menoleh ke kanan, ke arah sumber suara yang memanggil namanya.
"Levi Heichou memanggil kita," kata Armin sambil memakai boots-nya. "Ayo, bangun."Eren menghela napas panjang dan bangun dari tempat tidurnya. Dia menuju lemari dan mengambil seragam Survey Corps-nya.
"Aku tunggu di luar," kata Armin sambil berjalan keluar kamar.
Eren tidak bicara sepatah kata pun. Dia berpakaian dengan santai sambil mencoba mengingat mimpinya semalam. Entah kenapa, mimpinya kali ini tidak terekam dengan jelas di ingatannya. Dia hanya ingat, Mikasa berada di hadapannya sambil menangis.
Eren menyibak rambutnya dan menguncirnya, membiarkan beberapa bagian bawah rambutnya tak ikut terikat. Sambil mendengus, dia berjalan keluar kamar dan melihat Armin sedang bersandar ke tembok.
"Ayo," ucap Armin.
Keduanya berjalan menuruni tangga yang langsung menuju ruang makan. Di sana, terlihat Sasha, Connie, dan Jean sedang minum teh.
"Tumben sekali kau bangun agak siang hari ini, Kyojin-san," kata Jean sambil menopang wajahnya dengan tangan kanan.
"Ya, biasanya kau baru selesai lari pagi jam segini," kata Connie sambil menguap.
"Levi Heichou di luar. Ayo, Eren," Armin memotong pembicaraan.
Eren dan Armin berjalan ke halaman depan markas kecil mereka. Di sana, Levi menunggu sambil bersandar ke pagar.
"Levi Heichou!" Armin memberi salut diikuti Eren.
Levi—dengan wajahnya yang selalu terlihat tidak tertarik dengan sesuatu—berjalan mendekati Eren. Tangan kanannya terangkat, dan dia mendaratkan sentilan keras di dahi Eren menggunakan jarinya.
"Akh," Eren mendesis dengan tangan kanannya tetap terkepal di dadanya.
"Sudah hampir setengah sembilan pagi dan kau baru bangun, Eren Yeager?" kata Levi. "Sekali lagi kau melewatkan olahraga pagimu, aku akan menghajar wajahmu sampai tak berbentuk."
"Maaf, Levi Heichou," kata Eren pelan.
Levi masih menatap Eren. "Jika kau menjadikan mimpi-mimpimu sebagai alasan, aku tetap tidak akan menerima alasan itu."
Levi mundur tiga langkah dan menatap Armin serta Eren secara bergantian. "Mikasa memberiku informasi bahwa dia melihat ada dua Titan di Barat, 30 menit dari sini. Dia dan Hange sedang mengarah ke Utara untuk mengecek lokasi sekitar. Bunuh dua Titan di Barat, dan cek lokasi ke Selatan. Aku dan Connie akan cek area Timur."
"Eren, sarapan dulu, 10 menit. Itu sudah termasuk mencuci alat-alat makanmu. Armin, suruh Connie berkemas. 5 menit. Dismissed."
"Ryoukai!" sahut Eren dan Armin. Keduanya pun berbalik menuju markas kecil mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Attack on Titan: Voices
FanfictionSisi lain dari cerita yang kamu enggak akan dapatkan dari serial Attack on Titan / Shingeki no Kyojin. Yes, Their side stories and Eren's dream.