"Eld Gin, Oluo Bozado, dan Gunther Schultz," ucap Peer seraya mendengus keras. "Semua dari unitnya Levi Heichou."
"Jasad Oluo Bozado yang terakhir kami temukan," kata Dieter. "Aku yang membawanya, sedangkan Jurgen membawa jasad Gunther Schultz dan Eld Gin."
Para pasukan Survey Corps yang tersisa tengah mengumpulkan mayat-mayat anggota yang tak selamat di luar hutan. Beberapa jam yang lalu, Female Titan merenggut banyak nyawa anggota Survey Corps di dalam hutan dengan pohon-pohon yang tinggi.
"Tiga orang ini adalah prajurit-prajurit terbaik yang pernah dimiliki Survey Corps," Peer memandangi jasad Eld, Oluo, dan Gunther. "Levi kehilangan orang-orang terbaiknya."
Dahi Peer tiba-tiba mengernyit. "Sebentar... Kurang satu orang lagi. Apakah..."
"Petra Rall."
Peer, Dieter, dan Jurgen menoleh ke belakang mereka. Levi berjalan ke arah mereka sambil menggendong jasad Petra Rall.
"Petra..." Peer berbisik pada dirinya sendiri. "Yang tersisa hanya Levi Heichou..."
Levi menaruh tubuh Petra yang sudah tak bernyawa di samping jasad Oluo. "Tutupi mereka dengan kain."
"Baik, Heichou!" Dieter dan Jurgen pun pergi mencari kain.
Levi masih berjongkok di samping jasad Petra. Peer berjalan mendekati Levi dan menyentuh bahunya.
"Aku turut berduka, Heichou," ucap Peer. "Aku akan sampaikan ini pada Erwin Danchou."
Levi tak menjawab dan membiarkan Peer pergi. Dia terus memandangi wajah kawan-kawannya secara bergantian tanpa suara.
Pilihan ada padamu. Kau bisa mempercayai dirimu sendiri, atau kau bisa mempercayai orang-orang yang bersedia mempertaruhkan nyawa mereka untukmu.
Ucapan Levi pada Eren saat mereka dikejar Annie di dalam hutan mendadak muncul di pikirannya.
Aku tidak tahu mana yang lebih baik. Aku tidak tahu mana yang benar dan yang mana yang salah. Aku tidak pernah tahu.
Kedua tangan Levi mengepal.
Haruskah aku bertindak berdasarkan naluriku, atau membiarkanku berada di tangan rekan-rekanku dan mempercayai mereka? Bagaimanapun juga, tidak ada jaminan untuk itu.
Pemandangan akan tubuh Petra saat Levi menemukannya di hutan tergambar dengan jelas di ingatannya. Rahang Levi mengeras.
Pada akhirnya, kau memilih apa yang ingin kau pilih. Setelah semuanya selesai dan kau ternyata tidak menyesali pilihanmu, itu bagus. Itu baik untukmu.
"Levi."
Kedua mata Levi melebar. Dia bisa merasakan Erwin berdiri di belakangnya.
"Mereka pergi secara terhormat," ucap Erwin. "Mereka mengembuskan napas terakhir mereka untuk melindungi manusia. Untuk kemanusian."
Levi tidak menjawab. Dia terlihat kalut.
"Kepergian mereka tidak sia-sia," kata Erwin. "Mereka telah mendedikasikan hati mereka untuk kemanusiaan. Mereka telah melakukan yang terbaik."
Levi bergeming cukup lama. "Apakah ini adil?"
"Aku tak punya jawaban untuk itu," jawab Erwin. "Kenyataannya, tugasmu belum selesai. Tubuh dan jiwamu belum menyerah. Dunia ini masih membutuhkanmu."
Levi menatap wajah Petra. Kedua mata Petra terbuka dan terlihat kosong. Dia menarik napas panjang dan tangan kanannya bergerak.
"Shinzou wo sasaeyo," Levi berbisik pada dirinya sendiri seraya menutup kedua mata Petra. "Mereka sudah berada dalam kedamaian."
Erwin terdiam sebentar. "Aku turut berduka, Levi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Attack on Titan: Voices
FanfictionSisi lain dari cerita yang kamu enggak akan dapatkan dari serial Attack on Titan / Shingeki no Kyojin. Yes, Their side stories and Eren's dream.