A Normal Day - 4

222 30 7
                                    

"Abang lo enggak jadi ke sini, Ren?" tanya Jean pada Eren. "Tumben jam segini belom dateng."

"Paling nungguin Hange dulu. Tau sendiri, Hange," jawab Eren sambil menyesap cafe latte-nya. "Eh, itu."

Eren menunjuk ke depan menggunakan dagunya. Pandangan Mikasa dan Jean yang duduk di sebelah Eren langsung tertuju pada tiga orang yang baru datang lewat pintu masuk di samping kasir.

Zeke, Hange, dan Levi berjalan bersama. Levi nyaris tidak terlihat karea terhalang tubuh Zeke yang besar. Di belakang Hange, terlihat seorang pria membawa dua tas besar di tangannya.

"Itu pacarnya Hange-san?" tanya Mikasa.

"Bukan, itu asistennya Hange, Moblit namanya," Armin seketika nimbrung.

"Asisten dosen, maksud kamu?" Mikasa bertanya lagi.

"Iya, udah setaunan, kok. Waktu itu aku pernah ketemu mereka di toko buku, terus Hange-san ngenalin," jawab Armin.

"Hange-san tuh udah berapa lama ya, ngajar di Shiganshina University?" tanya Jean.

"Dia lulus dari Stohess kayaknya langsung ngajar di Shiganshina, deh. Lupa gue, atau ada jeda setengah taun dulu, gitu. Pokoknya, dua sampe tiga bulan Hange keterima jadi dosen di Shiganshina, Zeke keterima di SNT aja," jelas Eren.

"SNT apaan?" dan Jean tiba-tiba ingat. "Oh, singkatan Shiganshina News Today."

"Zeke dari wartawan sampe jadi Managing Editor kayak sekarang aja, itu ada kali 8 tahun. Ya, segituan," kata Eren.

"Hange-san betah banget ya, ngajar biologi kan dia?" tanya Jean.

"Biologi sama fisika," jawab Armin. "Terakhir gue ketemu di toko buku itu, dia mau S2 ngambil ilmu teknik."

"Pinter banget ya, dia," kata Eren.

"Tau. Biologi apa coba? Yang gue ngerti cuma makhluk hidup musti kawin," jawab Jean sambil mengembuskan asap rokoknya.

"Lo kecil doyan banget liat anjing kawin, sih. Makanya gedenya begini," kata Eren sambil tertawa.

"Anjing lo," Jean ikut tertawa, diikuti Mikasa dan Armin.

Tiba-tiba, Eren dan Jean sikut-sikutan. Mereka melihat Levi berjalan ke arah Connie yang sedang sibuk bercanda dengan Sasha.

Levi berhenti di belakang Connie dan menepak kepala Connie. "Oi, gaki. Elo katanya mau ngambil Darjeeling di tempat gue hari ini. Mana?"

"Heichou!" Connie berdiri sambil memegangi kepalanya. Dia pun membungkuk 90 derajat menghadap Levi. "Iya, lupa, saya mohon ampun Levi Heichou yang Dipertuan."

"Nih, gue bawain," Levi mengeluarkan sekotak teh Darjeeling dari tas selempangnya yang kelihatan mahal itu. "Gue udah tau lo pasti nongkrong di sini, soalnya bisa ngutang sama Mike."

"Minggu lalu doang kok, Heichou! Lupa bawa dompet! Tadi udah dibayar, kok!" Connie pun menerima kotak teh dari Levi. "Terima kasih banyak, Levi Heichou!"

"Hm," Levin menjawab singkat, membuat orang-orang tertawa. Zeke, Hange, dan Moblit sudah berada di belakang Levi sekarang.

Zeke menatap Eren. "Ereh♥"

"Wah, ini lucu nih," kata Reiner. "Gue suka nih, kalo Zeke udah ngomong sama Eren."

"Zeke, udah ah! Ga bosen apa?!" Eren menggaruk-garuk kepalanya.

"Tadi dia gue bikinin makan siang, Rein," Zeke bicara pada Reiner dengan suara keras. "Gambarnya kayak orang senyum gitu, matanya pake telor, mulutnya pake sosis, kupingnya pake smoked beef, idungnya pake tomat. Yang lucu, rambutnya pake roti panggang."

Attack on Titan: VoicesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang