Mikasa berjalan menuju kamar Eren, Armin, Jean, dan Connie. Namun, Eren tidak ada di sana.
Mikasa pun menelepon Eren, tapi hp-nya ada di atas tempat tidur. Mikasa pun menghampiri Marco dan Bertholdt tertidur di lounge chairs di pinggir kolam renang.
"Guys, liat Eren enggak?" pertanyaan Mikasa tidak dijawab Marco maupun Bertot. Mereka benar-benar tertidur pulas dengan muka merah.
Mikasa mencari Eren ke semua tempat. Namun, Eren tidak ada di mana-mana. Mikasa pun mengecek bungalow dan Eren juga tidak ada di sana. Dia melihat ke arah pantai, dan melihat ada sesosok pria di sana dengan jaket hoodie hitam panjang.
Mikasa berlari kecil menuruni tangga ke arah orang itu. Kini, dia berada di persis di belakang orang itu.
"Eren?"
Mikasa hendak memanggil lagi, namun tiba-tiba kepalanya sakit.
"Mikasa?"
Mikasa memelototi Eren sambil memegang kepalanya sendiri.
"Mi?" Eren menghampiri Mikasa. "Kamu kenapa?"
"Hah....?" Mikasa menelan ludah dan menyentuh pipi Eren dengan kedua tangannya. "Eren?"
Eren masih memandangi wajah Mikasa dan menyentuh kedua tangannya. "Kamu kenapa, Mi?"
"Oh, enggak apa-apa, sih," Mikasa kembali menelan ludah. "Cuma tadi kepalaku sakit."
"Blank, ya?" Eren menyentuh dahi Mikasa dengan tangannya. "Kamu enggak panas, sih."
"Kebanyakan wine, kali ya?" Mikasa mendesah.
"Kamu minum wine tadi enggak abis, Mi. Aku yang ngabisin," kata Eren. "Enggak cocok kali?"
"Iya kali..." Mikasa menunduk dan mendongak lagi menatap Eren. "Kamu ngapain di sini, Ren?"
Eren terdiam sejenak. "Sama kayak kamu. Aku nge-blank, tiba-tiba udah di sini."
Mikasa berusaha mencerna ucapan Eren. "Ha-hah?"
"Enggak tau, tadi aku kan tidur ya, di kamar. Terus, aku enggak tau ngimpi apa, tapi... Leher aku sakit, terus aku mual gitu. Kayaknya aku bangun mau ke kamar mandi, tapi malah di sini," jelas Eren.
"Ren, kamu tuh mimpi apa sih, sebenernya?"
"Enggak tau, Mi. Sumpah, aku enggak bohong. Aku enggak inget mimpi apa, cuma sekelebat-sekelebat aja. Yang tadi juga gitu, sama. Tapi... Aku kayak, liat kamu nangis, Mi."
Mikasa terdiam. Dia benar-benar bingung dengan apa yang terjadi.
"Sumpah, aku enggak bohong sama kamu, Mi," Eren berkata lagi.
Mikasa menarik panas panjang. "Ya... Ya, udah. Kita masuk ke dalem, yuk. Lanjut aja kamu tidur di dalem."
"Temenin aku sampe tidur ya, Mi?" pinta Eren.
KAMU SEDANG MEMBACA
Attack on Titan: Voices
FanfictionSisi lain dari cerita yang kamu enggak akan dapatkan dari serial Attack on Titan / Shingeki no Kyojin. Yes, Their side stories and Eren's dream.