"Kuso," Levi bicara pada dirinya sendiri. "Di mana mereka?"
Levi tengah berayun di dalam hutan. Kedua matanya mencari sosok teman-temannya.
Gerakannya mendadak memelan. Dia melihat Gunther, tergantung tak bernyawa. Levi melewatinya dan tak jauh dari sana, dia melihat jasad Eld di tanah.
Levi berayun dengan cepat. Tak lama, dia melihat tubuh tak bernyawa lain di tanah. Oluo.
Levi melirik ke kiri, dan kedua matanya mendadak melebar. Dia berbelok ke kiri dan menurunkan tubuhnya di dekat pohon besar.
Jasad Petra menempel pada pohon. Posisinya mengenaskan, dia seperti dihantam dari belakang. Darah di mana-mana, dan Levi bisa membayangkan darah menyembur dari mulut Petra saat tubuhnya menghantam pohon dengan sangat keras.
Levi memandangi Petra yang tak bernyawa. Dia terdiam sebentar, berkedip sekali, dan mendarat di tanah, tepat di samping Petra. Levi menarik tubuh Petra, dan bunyi patahan tulang-tulang terdengar keras seiring Levi memeluk Petra.
Levi bersandar ke pohon. Tubuhnya merosot dengan keadaan Petra masih di dalam dekapannya, hingga dia terduduk di atas tanah. Kedua tangan Levi bergerak. Tangan kanannya mendekap kepala Petra, sedangkan tangan kirinya memeluk erat tubuh Petra.
Tatapannya kosong. Napasnya tersengal-sengal, padahal dia tidak merasa lelah. Pelukannya pada Petra semakin erat. Levi ingin bicara, tapi mulut dan tenggorokannya menahan.
Levi masih menatap lurus ke depan. Bajunya basah, di bagian dadanya. Levi tahu itu bukan keringat, tapi darah dari mulut Petra.
Membuat pilihan yang tepat tidaklah mudah.
Kalimat yang diucapkan Petra beberapa jam yang lalu tersebut terngiang di kepala Levi.
Ini semua adalah hasil dari pilihanmu karena telah mempercayai kami.
Levi mendadak mengalami disorientasi. Dia tidak tahu apakah tubuhnya gemetar atau tidak. Dia tidak bisa merasakan detak jantungnya. Bahkan, dia merasa tak ada anggota tubuhnya yang berfungsi.
Kedua mata Levi terbelalak. Dia mendengar raungan Titan. Levi tahu, raungan tersebut digaungkan oleh Eren.
Levi melepaskan pelukannya. Dia membaringkan Petra dan melesat dengan cepat menuju suara Eren berasal.
Ingatan Levi dengan cepat berganti. Eren kini sudah berada di dalam dekapannya, tak sadarkan diri. Dia menoleh ke kiri, dan Mikasa berada tepat di sampingnya.
"Mikasa, mendarat sekarang."
Levi dan Mikasa mendarat bersamaan. Levi pun membaringkan Eren di tanah.
"Bawa Eren ke tempat Erwin dan Hange berada," kata Levi. "Aku mau mencari anggota timku."
Mikasa mengangguk. Levi menggunakan ODM Gear-nya dan melesat dengan cepat. Dia kembali ke tempat Petra.
Levi mendarat persis di samping Petra. Di saat Levi sedang mengangkat tubuh Petra, Dieter mendarat di sebelahnya.
"Biar aku yang bawa. Kau bawa jasad Oluo ada di sebela sana," ucap Levi sambil menunjuk ke arah kirinya.
"Roja!" dan Dieter pergi menggunakan ODM Gear-nya.
Heichou?
Levi mendekap tubuh Petra. Dia menyalakan ODM Gear-nya dan berayun dengan cepat menuju tempat Erwin dan Hange berada.
Levi?
Dekapan Levi semakin kencang. Pandangannya tetap lurus ke depan.
"Aku akan membawamu pulang," Levi berbisik padaa dirinya sendiri. "Aku tak akan melepaskanmu. Aku akan membawamu pulang."
Ya, Heichou. Bawa aku pulang.
Levi membuka kedua matanya. Tubuhnya berkeringat.
Levi menatap sekeliling. Dia berada di markas dan sedang berada di tempat tidur. Dia menoleh ke kiri dan melihat Hange berada di tempat tidurnya. Hange tertidur pulas.
Levi menghela napas panjang dan mendengus keras. Dia menutup kedua matanya dengan lengan kirinya, seraya mempertanyakan dalam hati mengapa dia memimpikan Petra padahal dia baru berziarah ke makamnya tadi siang.
Levi mengangkat sedikit lengannya. Dia memperhatikan langit-langit tanpa berkedip dan tersenyum tipis.
"Kuso," bisiknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Attack on Titan: Voices
FanficSisi lain dari cerita yang kamu enggak akan dapatkan dari serial Attack on Titan / Shingeki no Kyojin. Yes, Their side stories and Eren's dream.