The First Smile - 2

339 43 0
                                    


"Kalian hebat!!" Hange berteriak kegirangan. "Kita makan ikan malam ini! Wah, rasanya sudah lama sekali tidak makan ikan!"

"Kita akan taburkan garam, kecap manis, dan jeruk nipis sebelum ikan-ikan ini dibakar! Aduh, aku tidak sabar!" teriak Sasha. "Connie! Ayo, kita bersihkan ikan-ikan ini!"

"Kau saja dan Mikasa! Aku dan Armin mau mencari kayu bakar. Hah, bukannya tadi kita sekalian mencarinya saat jalan pulang," kata Connie sambil menggerutu.

"Sudah, sudah. Banyak kayu bakar, kok, di sekitar sini. Ayo, Connie," kata Armin sambil menepuk pundak Connie. Keduanya pun berjalan keluar markas.

"Ayo, kita bersihkan ikan-ikan ini!" kata Hange dengan penuh semangat.

"Hange-san, kau istirahat saja. Kau dan Mikasa baru pulang dari berpatroli," ucap Sasha. "Tapi, kau tidak boleh istirahat, Mikasa. Kau harus membantuku."

"Tidak apa-apa, Sasha. Ayo, kita bersihkan ikannya di luar," kata Mikasa.

"Kalau begitu, aku akan merebus kentang dan membuat bumbu ikan bakarnya. Aku ikut kalian untuk membersihkan kentangnya," kata Hange.

"Kami akan membantumu membuat bumbu ikannya, Hange-san," wajah Sasha terlihat berseri-seri. "Omong-omong, kemana Levi Heichou?"

"Kau mencariku, Sasha?"

Hange, Mikasa, dan Sasha menoleh ke arah tangga. Levi berjalan turun, lengkap dengan seragam Survey Corps-nya.

"Oh, Levi!" ucap Hange. "Mau kemana kau? Aku kira kau sedang tidur siang."

"Aku akan berkelilng sekali lagi untuk mengecek keadaan, agar kalian bisa melakukan kegiatan masak-memasak dengan tenang," kata Levi sambil mengambil jubahnya di atas kursi. "Aku juga akan memasang tali di pohon-pohon sekitar markas, lengkap dengan lonceng. Jadi, kalau ada Titan yang lewat, loncengnya akan berbunyi."

"Kau akan melakukannya seorang diri?" tanya Hange.

"Ini pekerjaan mudah. Aku akan kembali setelah kalian selesai mengupas kentang. Eren dan Jean juga akan kembali tak lama setelah kalian selesai," jawab Levi.

Levi berjalan ke luar markas. Hange, Sasha, dan Mikasa pun bergegas keluar untuk membersihkan ikan dan mengupas kentang.

Sasha dan Mikasa duduk di dekat pancuran air untuk membersihkan sisik ikan dan mengeluarkan isinya. Hange duduk di sebelah mereka sambil mengupas kentang untuk direbus.

"Hange-san," Sasha yang sudah selesai membersihkan ikan untuk kedua kalinya, bertanya. "Apakah kau pernah melihat Levi Heichou tertawa?"

Hange terdiam sebentar sambil mendongak. "Hm... Kurasa tidak. Aku hampir tidak pernah melihatnya tertawa, begitu juga Erwin."

"Sama sekali?" tanya Mikasa.

Hange menggeleng. "Tidak juga. Aku hanya pernah melihatnya tersenyum lebar. Momen yang kuingat, ketika aku berdebat dengan Moblit. Dia menarik rambutku dan mengucapkan 'Baka' sambil tersenyum lebar. Momen kedua, ketika dia menyembunyikan catatanku tentang Titan."

Sasha dan Mikasa melotot menatap Hange.

"Di... Dia bisa melakukan itu?" tanya Sasha dengan wajah terkejut. "Menyembunyikan catatanmu?"

"Iya, dia kesal karena aku tidak tidur hampir dua hari," kata Hange. "Dia membuatku pusing selama dua jam. Setelahnya, dia mengeluarkan catatanku dari sakunya, menepuk kepalaku, dan mengatakan hal yang sama, yaitu 'Baka' sambil tersenyum lebar."

"Wow," Sasha dan Mikasa bicara bersamaan.

"Yah, Levi memang sukar ditebak," ucap Hange sambil mengupas kentangnya yang ke-3. "Hal yang kita anggap lucu tidak terlihat lucu untuknya. Sedangkan hal yang menurut kita tidak lucu, bisa berarti lucu sekali baginya."

"Apa Levi Heichou sudah begitu dari dulu?" tanya Sasha.

"Ya, dia memang begitu," Hange tersenyum. "Dan aku tahu alasannya."

"Dia tidak mau banyak bereskpektasi pada kehidupan. Kehidupannya sangat keras sejak kecil, dan dia banyak kehilangan orang-orang yang penting di hidupnya. Dia tidak ingin orang-orang memikirkannya, karena dia bisa mengatasi semuanya sendiri dan dia telah membuktikannya."Hange kini tersenyum sambil memamerkan giginya. "Makanya, wajahnya terlihat menyebalkan dan menyeramkan seperti itu."

"Ekspektasinya sudah mati sejak lama..." kata Mikasa pelan.

"Um, Hange-san," Sasha menyeka wajahnya yang sudah mulai berkeringat. "Apakah Levi Heichou pernah jatuh cinta?"

"Sasha!" Mikasa menegur Sasha.

"Hm..." Hange terdiam sejenak. "Sampai detik ini, aku hanya tahu kalau dia begitu perhatian pada dua wanita ini..."

Sasha dan Mikasa bertatapan.

Hange mendengus. "Isabel dan Petra."

Attack on Titan: VoicesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang