See You Later, Eren

374 28 22
                                    


Eren berlari menuju apartemennya. Setibanya di sana, saat membuka pintu, apartemennya sudah gelap gulita.

"Shit, udah mati lama, nih," kata Eren pada dirinya sendiri. "Zeke kok, bisa-bisanya lupa masalah sepele gini."

Eren membaca kode token listrik yang Zeke kirimkan padanya dan menekan sejumlah angka pada meteran listriknya. Apartemennya pun kembali terang benderang.

Eren mengambil dua kaus dan dua celana dari lemarinya. Dia pun menuju kotak obat di kamar Zeke, tapi dia tidak menemukan ada obat demam dan pusing di sana.

"Shit," Eren kembali melontarkan kata-kata kasar sambil berdecak. Di satu sisi, dia tahu Zeke selalu membawa semua obat-obatan di rumah kalau dia pergi keluar kota. Sambil ngedumel, Eren pun mengeluarkan hp-nya dari saku celananya dan men-chat Mikasa.

 Sambil ngedumel, Eren pun mengeluarkan hp-nya dari saku celananya dan men-chat Mikasa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kenapa sih, dia?!" Eren memasukkan hp-nya ke kantung celananya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kenapa sih, dia?!" Eren memasukkan hp-nya ke kantung celananya. "Susah banget dibilangin."

Eren memasukkan pakaian-pakaiannya ke dalam tas ransel. Dia keluar apartemen dan berlari menuju apartemen Mikasa.

Eren tiba di depan apartemen Mikasa sambil terengah-engah. Wajahnya tiba-tiba basah. Eren mendongak dan berdecak.

Eren pun meraih hp-nya dan menelepon Mikasa.

"Kamu di mana?" tanya Eren.

"Di apotik, Ren. Ujan, nih."

"Tunggu situ, aku jemput," kata Eren sambil mematikan telepon.

Eren masuk ke dalam 2000 Mart dan membeli payung. Dia pun bergegas menuju apotek terdekat.

Dari kejauhan, Eren bisa melihat Mikasa berteduh di depan apotek. Mikasa mengangkat tangannya dan melambai. Mikasa bergerak dan menerobos hujan menuju tempat Eren berdiri.

"Tunggu aja sih, di situ," Eren kembali berdecak. Dia mempercepat langkahnya menuju Mikasa.

Mikasa berlari-lari kecil menuju Eren sambil menyebrang jalan. Dia menutupi wajahnya dengan menjadikan kedua tangannya sebagai penutup wajah.

Attack on Titan: VoicesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang