"Udah pada kelar sarapan, kan?" Connie berdiri. "Yuk!"
"Yuuuuk," Jean dan yang lain menyahut bersamaan.
"Mikasa, tolong suaminya dibangunin," kata Annie.
Eren tertidur pulas sambil bersandar pada Mikasa. Dia menutup wajahnya dengan hoodie sambil bersedekap.
"Ren, Ren," Mikasa menepuk-nepuk pelan wajah Eren. "Mau jalan, nih."
"Yuk," kedua mata Eren langsung terbuka. "Kopi aku udah?"
"Udah, tinggal ngambil," ucap Mikasa sambil berdiri. "Mau Armin duluan yang nyetir?"
"Enggak usah, aku aja," kata Eren. "Kon! Di mobil boleh ngerokok, kan?"
"Boleh!" kata Connie sambil berjalan ke mobilnya. "Asal buka kaca!"
Connie menghampiri Porco yang sedang berbincang dengan Pieck dan Petra. "Co, lo duluan ya, nanti kita ngikutin. Kak Petra yang tau jalannya soalnya."
"Oke," kata Porco sambil merangkul Pieck.
"Kak Petra, Kak Petra," Sasha muncul dari balik Connie. "Kamu enggak apa-apa berangkat sama kita? Enggak sama Heichou?"
"Ih, enggak apa-apalah, Sha!" Petra menepuk lengan Sasha. "Santai, kok."
Eren masuk ke mobil dan menyalakan mesin. Armin pun menghampirinya.
"Ren, mau gue dulu yang nyetir?" tanya Armin.
"Santai. Gue melek kok, ada kopi juga," jawab Eren.
"Ya udah. Mi, kamu depan, ya," kata Armin.
"Biar bisa nyender ke Annie ya, kamu di belakang?" Mikasa tertawa.
"Masa kalian doang yang boleh nyender? Kita enggak?" Armin ikut tertawa dan masuk ke dalam mobil.
Mereka pun berangkat. Mobil Porco jalan lebih dulu, diikuti mobil Connie, Reiner, dan Eren.
"Ann, ini apa?" Armin menunjuk bungkusan yang dipangku Annie.
"Oh, ini dari Hisu. Cek grup, deh," kata Annie. Armin pun melihat chat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Attack on Titan: Voices
FanfictionSisi lain dari cerita yang kamu enggak akan dapatkan dari serial Attack on Titan / Shingeki no Kyojin. Yes, Their side stories and Eren's dream.