"Welcome Om Erwin!"
Suara letusan party popper menggema di tiap sudut ruangan. Connie, Sasha, Ymir, dan Marco bertugas untuk menarik tali party popper ketika Erwin datang. Erwin yang baru masuk ruangan dan tiba di ruang tengah terlihat terkejut. Namun, dengan wajah berseri-seri.
"Wah!" Erwin tertawa kecil. "Seru banget sambutannya."
"Tenang, Om! Confetti-nya ini nanti kita beresin!" sahut Connie dengan buru-buru karena dia melihat wajah Levi berubah saat melihat lantai.
"Enggak apa-apa, santai aja," kata Erwin sambil menaruh tas kecilnya di meja makan. "Belum pada makan malam, kan?"
"Belum, Om!" jawab Historia. "Kita udah prepare untuk barbecue-annya sih, Om!"
"Ereh♥" Zeke menyapa Eren dari balik Erwin. "Udah minum susu?"
"Zeke, aduh," Eren menggaruk-garuk belakang kepalanya.
"Oh, kenalin ini temen-temen Om," kata Erwin sambil menoleh ke belakangnya. "Pasti kalian udah ada yang kenal beberapa. Ini Levi, kakaknya Mikasa. Ibu dosen Hange Zoe dan asistennya, Moblit Berner. Zeke, abangnya Eren. Nanaba, Editor in Chief Freedom Magazine. Eld, yang punya Jinn's Farm. Gunther, pemilik Schultz Fishery dan Dita Ness, Head Chef di Sakebi Seafood and Grill. Pieck dan Petra sudah datang, ya, ikut kalian dari Senin."
"Hai!" sahut Zeke dan yang lain.
"Gue yang in charge buat barbecue-an nanti. Di sini, siapa yang bisa masak? Gue butuh bantuannya, nih," ucap Dita.
"Aku! Aku!" kata Historia. "Aku bawa bumbu racikan spesial keluargaku Om, buat barbecue-an!"
"Aku bantuin juga," ucap Reiner sambil tunjuk tangan.
"Reiner kumat," bisik Sasha pada Connie.
"Boleh Kak, aku bantuin juga," kata Pieck.
"Iya, aku juga," ucap Marco.
"Ya, sisanya beresin confetti yang berserakan ini, ya," kata Levi sambil duduk di sofa. "Gue liatin."
"Mati enggak lo?" bisik Connie pada Sasha.
***
"Kak Dita," Connie dan Sasha mendekati Dita yang sedang membumbui daging. "Ini apa?!"
Connie dan Sasha menunjuk tiga piring berisi tumpukan daging matan di atas meja makan di dekat kolam renang.
"Oh, itu lo bisa pilih," kata Dita sambil tersenyum. "Yang paling kanan raw, yang tengah medium raw, yang paling kiri well done. Biar variatif aja sesuai selera kalian."
"Ini mewah banget, sih," Armin menyenggol Eren. "Ada seafood, daging sapi, daging ayam..."
"Masih mikir lo mau jadi vegan?" kata Jean yang berdiri di samping Armin. "Kita daritadi cuma ngeliatin doang loh, ngebantuin juga enggak."
"Kata Kak Dita cukup Hisu, Reiner, Marco, sama Pieck aja abisan. Kalo nambah orang lagi nanti dia repot," kata Eren.
"Udah boleh makan, guys!" kata Sasha dengan nada tinggi.
"Aku bilang Om Erwin dan yang laen dulu," kata Mikasa sambil berjalan ke arah Erwin dan yang lain yang sedang bersantai di ruang tengah.
Mereka semua pun mulai makan.
"Kon, Sha, pelan-pelan ngapa," Jean tertawa melihat kelakuan dua sahabatnya yang makan tanpa henti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Attack on Titan: Voices
FanfictionSisi lain dari cerita yang kamu enggak akan dapatkan dari serial Attack on Titan / Shingeki no Kyojin. Yes, Their side stories and Eren's dream.