The First Smile - 4

327 45 2
                                    


"Selamat makan!" teriak Sasha seraya menggigit ikan bakarnya. "Ah! Panas!"

"Pelan-pelan makannya! Rakus, sih!" kata Connie.

Para anggota Survey Corps sedang menikmati makan malam mereka di halaman markas. Sasha, Connie, Mikasa, Hange, Armin, dan Jean tengah menikmati makanan mereka. Sedangkan Eren dan Levi sedang membakar ikan mereka masing-masing.

"Sudah lama aku tak makan ikan," kata Armin dengan wajah senang. "Sasha, bumbunya enak sekali."

"Hange-san yang membuat bumbunya, enak, ya!" kata Sasha sambil makan dengan lahapnya.

"Eren! Levi! Makan dulu! Paling tidak kentangnya dulu saja yang dimakan," panggil Hange.

"Sebentar lagi matang!" sahut Eren. "Heichou, kau tidak mau makan duluan? Aku bakarkan ikanmu."

"Buatkan aku teh hangat," kata Levi. "Aku akan membakarkan ikanmu. Sebentar lagi matang."

"Ah, baik. Terima kasih, Heichou," kata Eren sambil berdiri.

Eren masuk ke dalam markas dan membuatkan teh untuk Levi. Selesainya, dia keluar dan mendapati ikan bakarnya sudah berada di meja lengkap dengan kentang rebus.

"Eren, makan," kata Mikasa.

Eren duduk dan menyantap ikan bakarnya. "Mendadak, kedua matanya berbinar.

"Wah... Enak sekali," ucap pelan.

"Sudah lama, ya, kita tidak makan ikan," kata Armin yang duduk di sebelah Eren. Eren mengangguk.

"Levi," Hange menoleh pada Levi yang duduk di sebelahnya. "Enak?"

"Enak sekali," jawab Levi. Dia tersenyum.

Mulut Sasha, Mikasa, Armin, Eren, Connie, dan Jean menganga. Kapten mereka tersenyum dan begitu menikmati makanannya.

"Kita harus merayakan ini!" kata Sasha tiba-tiba. "Levi Heichou tersenyum! Connie! Bakar saja semua ikannya! Aku masih lapar!"

"Oi, Sasha!" suara Connie meninggi. "Jaga sikapmu!"

"Eren, lain kali, tolong kami," kata Armin. "Berubahlah menjadi Titan dan bantu kami menangkap ikan."

"Ya, benar!" sahut Connie. "Dengan tanganmu yang besar, kau pasti bisa meraup banyak ikan di sungai!"

Tiba-tiba Connie terdiam. "Kenapa kita tidak memikirkan ide cemerlang ini daritadi?!"

"Ah, bodoh sekali kau, Connie!" kata Jean. "Itu ide brilian!"

"Ya! Kalau kita sudah memikirkannya dari awal, aku tidak perlu mendengar Sasha menggerutu selama berjam-jam!" kata Connie.

"Jangan salahkan aku! Kau sendiri, 'kan, yang bilang ingin makan ikan! Bersyukur saja! Kalau tadi Armin tidak datang, kita mungkin tidak dapat ikan sebanyak ini!" jawab Sasha, suaranya meninggi.

"Urusai! Kita sedang makan malam! Berhenti sebelum aku sumpal mulut kalian dengan kepala ikan!" Jean ikut meninggikan suaranya.

"Hei, hei," Armin dan Eren berusaha melerai Sasha, Connie, dan Jean. Namun, Mikasa mencolek punggung keduanya.

Armin dan Eren memandangi Mikasa yang menatap lurus ke depan. Mereka mengikuti pandangan Mikasa dan dia memandang Hange. Hange menatap Eren dan Armin, lalu melirik ke kanan, ke arah Levi.

Armin dan Eren tercengang menatap Levi. Levi berhenti makan dan memandangi Sasha, Connie, dan Jean sambil menopang dagunya dengan tangan kanannya. Dia terlihat tersenyum lebar.

"Oi, gakidomo."

Sasha, Connie, dan Jean berhenti berdebat. Semua orang menatap Levi tanpa suara.

Levi kembali tersenyum lebar. "Kalian lucu sekali, seperti anak kecil."

Hange tertawa. Yang mengagetkan, Levi tertawa kecil. Hal itu membuat Mikasa, Eren, dan Armin ikut tertawa.

Connie, Sasha, dan Jean menatap satu sama lain. Mereka ikut tertawa juga. Nyatanya, dalam kondisi apapun, ada banyak hal kecil yang bisa menimbulkan kebahagiaan. Tertawa puas adalah hal yang sudah lama tidak mereka rasakan, dan mereka berhak untuk bersenang-senang meski waktunya singkat.

Attack on Titan: VoicesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang