"Eh. Mau kemana lo? Jangan jauh-jauh nanti ilang." Ucap Evan sambil menarik tangan Alicia agar Alicia mendekat ke arahnya.
"Gue bukan anak kecil ya. Enak aja." Protes Alicia.
Ia dan Evan sedang mampir ke pasar malam. Ini sebenarnya masih sore sih. Tapi beberapa stand sudah buka dan sudah ramai orang juga.
"Hahahaha. Kan kalau lo ilang, gue yang diomelin Dinka." Ucap Evan. Alicia mendengus. Sebenarnya ia mau langsung pulang tadi tapi Evan malah menyeretnya kesini.
Flashback On
Setelah meninggalkan Bara dan Cia, Alicia bergegas ke gerbang depan sekolah hendak memesan ojol.
"Kalau mobil mahal kalau motor gue takut. Naik apa ya?" Gumam Alicia sambil menatap layar ponselnya.
"Ikut motor gue aja. Aman plus gratis. Yok." Alicia terlonjak saat merasakan tangan seseorang di bahunya.
"Lo gak ngumpul sama temen-temen lo?" Tanya Alicia pada Evan yang sedang tersenyum padanya itu.
"Kalau ngumpul tiap hari bosen dong. Ayo buruan." Evan menyeretnya langsung. Alicia awalnya terseok-seok saat lehernya ditarik Evan namun ia segera menyesuaikan langkahnya.
"Ini. Ini." Alicia memasang wajah bingungnya saat Evan memberinya helm milik motor sebelah.
"Helm orang nih. Gak ah. Gak mau nyolong." Protes Alicia.
Evan mengambil helm yang tadi ia berikan lalu menggantinya dengan helmnya.
"Nih gue yang nyolong bukan lo. Buru pake." Alicia tersenyum lalu langsung memakai helm Evan.
"Gitu dong. Kan lo doang jadinya yang dosa." Ucap Alicia sambil naik ke atas motor Evan.
Mereka berdua kemudian melaju keluar sekolah diikuti tatapan beberapa anak yang masih tersisa di sekolah tidak terkecuali Bara.
Niatnya Evan mau langsung menghantar Alicia kerumah, tapi saat ia teringat ada pasar malam yang baru mulai buka hari ini di alun-alun, ia putar arah. Ia tiba-tiba pengen popice komplit.
Flashback off
"Evan. Lo bilang sih ke Dinka. Jangan sampai nyesel loh." Ucap Alicia pada Evan saat mereka sedang mengantri popice komplit.
"Bilang apa?" Tanya Evan.
"Lo suka kan sama Dinka?" Evan langsung menatap Alicia dengan tatapan terkejutnya.
"Ckck. Udah gila otak lo kayak Kanaya. Jangan sering-sering bergaul sama Kanaya makanya." Alicia memutar bola matanya.
Ia yakin Evan menyukai Radinka dan menggunakannya untuk menyamarkan rasa sukanya dengan pepet pepet Alicia.
"Nih es lo. Minum biar bener otak lo."
Evan memberikan minuman berwarna oren pada Alicia dan memegang yang biru ditangannya. Alicia meminumnya dengan semangat. Sudah lama tidak minum minuman begini.
"Evan. Gue serius. Gua tau lo sukanya sama Dinka." Alicia melanjutkan topik percakapannya tadi.
Evan sangat baik padanya. Alicia setidaknya ingin membalas kebaikan Evan. Evan di dalam novel tidak bisa mengungkapkan perasaannya sampai akhir dan bahkan harus ditinggal Radinka.
"Kalau lo gak mau bilang, setidaknya lo harus kasih perhatian lebih buat Dinka. Gimana Dinka mau suka sama lo kalau lo malah deket-deket gue. Jaman sekarang tuh kedip sedikit udah ketikung. Makanya lo harus gercep." Evan malah tertawa mendengar rentetan kalimat Alicia itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
INEFFABLE [COMPLETED]
Teen FictionMULAI REVISI PELAN-PELAN ************* Alicia menyukai semua bacaan fiksi. Mulai dari novel sampai komik. Menyukai semua genre mulai dari horror sampai romantis. Yang paling ia suka adalah fiksi remaja. Di umurnya ke 18 ini ia memang sedang mendamba...