4

44.5K 4.6K 135
                                    

Author PoV

Bel pulang berbunyi. Alicia lelah sekali harus mengulang pelajaran kelas 11 nya. Ia sudah ada di kelas 12 namun karena latar waktu novel ini kelas 11, ia kembali ke kelas 11. Tidak disangka pelajarannya sama dengan sekolahnya.

"Ayok pulang."

Alicia bimbang. Kalau sesuai alur novel maka saat jam pulang Radinka harusnya mendapat hukuman Bara. Apa ia harus menyaksikan adegan itu? Lagipula di rumahpun ia tidak tau harus melakukan apa. Ingin bercerita. Tapi bercerita dengan siapa?

"Duluan aja."

Mira mengangguk tidak membantah atau banyak bertanya. Ya begitulah tokoh figuran. Tidak boleh menimbulkan keributan agar semua terpusat pada tokoh utama.

"Ayo kita tonton." Gumamnya senang.

Ia melihat kursi Bara kosong. Ini saatnya.

"Gak boleh ketinggalan."

Alicia mempercepat langkahnya. Di sekolah lamanya tidak ada taman belakang dan di dalam novel disebutkan ada taman belakang. Alicia harus mencari letak taman itu.

"Bener. Disini."

Ia melihat Bara dan Radinka yang sedang cekcok. Gambarannya persis seperti dalam novel.

Alicia terkekeh. Bara benar-benar wujud imajinasinya. Alicia tidak bisa menemukan wajah itu dalam dunia nyata. Wajah seperti Bara hanya ada dalam imajinasinya. Bahkan tepat seperti pikirannya. Dunia imajinasi memang indah.

"Seneng lo ngeliat gue menderita?" Alicia terjengkang saat Radinka tiba-tiba ada di depannya.

Apa ini? Kenapa Radinka bisa ada di depannya?, pikir Alicia.

"Bar. Dia kan telat juga. Kenapa gak dihukum? Kok gue doang yang di hukum?" Alicia gelagapan mendengar protes Radinka. Radinka bahkan tidak mau repot membantunya berdiri.

"Dia baru sekali telat tadi pagi. Kalau lo kan udah setiap hari. Wajar lo gue hukum."

Benar-benar menggemaskan dua sejoli itu dimata Alicia.

"Justru karena baru pertama harus dikasih pelajaran. Biar gak ngelunjak kayak gue. Ayo ikut gue. Lo gue hukum." Belum tersadar dari kekagumannya, Alicia sudah ditarik oleh Radinka. Bara yang melihat itu tidak ada niatan menghentikan Radinka.

Bucin Radinka, umpat Alicia melihat Bara diam saja.

"Lo gak apa-apa dapet hukuman?" Radinka melongo mendengar pertanyaan Bara. Bara menghukum dirinya seenaknya tapi merasa tidak enak harus menghukum yang lain.

"Gue gak mau ganggu kalian."

Ya. Alicia pikir lebih bijak jika ia pergi dan membiarkan Bara dan Radinka berdua karena bagaimanapun waktu Radinka tidak lama di dunia ini.

Ah, kalau mengingat itu rasanya ingin ia ungkapkan semuanya pada Radinka. Tapi Radinka pasti akan menertawainya.

"Lo ngomong apasih. Gue lagi dihukum sama Bara. Bukan di ajak pacaran. Ambil sekopnya. Bantuin gue lubangin tanahnya."

Bara berdehem mendengar ucapan Radinka. Seenaknya sekali. Apalagi di depan Alicia yang notabennya baru mereka kenal.

"Gue gak enak hukum orang gak pakai alesan jelas." Ucap Bara pada Alicia setelah melihat Radinka menjauh.

"Gak apa-apa kok. Santai aja. Hehe."

Tidak disangka ekspresi Bara bisa sesuatu banget begini. Rasanya Alicia ingin berteriak di telinga Flo betapa senangnya ia bisa melihat bahkan berinteraksi dengan tokoh novel kesukaannya ini.

INEFFABLE [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang