Esoknya.
Bara, Evan, Jay, Kanaya dan Radinka pergi ke sekolah seperti biasa.
Mereka berdiskusi semalam di rumah Albi. Tapi bukannya mendapat titik terang, mereka malah berdebat panas. Albi bahkan sampai tidak bisa melerainya.
Debat itu berakhir ketika Bara memutuskan pulang disusul Evan. Radinka dan Kanaya juga memutuskan untuk pergi. Tersisa Jay dan Albi.
Karena tidak tahu mau melakukan apalagi, Jay akhirnya berpamitan. Dan begitulah pertemuan mereka semalam tidak membuahkan hasil sama sekali.
Pagi ini pun mereka tidak saling sapa.
Evan yang masih merasa kesal dengan Jay karena Jay meninggalkan Alicia.
Jay yang keceplosan menyalahkan Radinka dan juga Kanaya yang pergi ke minimarket hanya berdua membuat mereka semua terjebak di tawuran itu.
Radinka dan Kanaya yang mendengar tuduhan Jay langsung menyemprot Jay.
Dan Bara yang kesal karena ia tidak mendapatkan apa yang ia butuhkan. Ia butuh rencana mencari Alicia yang hilang, bukan perdebatan saling menyalahkan.
"Alicia sakit ya? Tadi gue liat Radinka dateng sendirian. Biasanya kan anak dua itu kayak lem. Lengket banget." Tanya Lezio saat Bara meletakkan tasnya di meja.
Bara menjawabnya hanya dengan gumaman. Bu Gina meminta mereka tidak mengatakan apa-apa dulu karena masalah yang terjadi belum jelas. Bara juga tidak berniat berkoar-koar soal Alicia yang hilang.
"Ada yang berantem!!"
"Wey berantem!!"
Tiba-tiba koridor terdengar berisik. Lezio yang mendengar kata-kata 'berantem' langsung bergegas keluar.
Bara tidak berminat bertugas hari ini. Kenapa harus ada yang bertengkar saat moodnya sedang jelek begini? Merepotkan sekali.
"Evan sama Jay ribut!!!"
Bara menoleh saat mendengarnya. Ia langsung berdiri dan berlari keluar dari kelas. Dari pintu kelasnya ia bisa melihat dua laki-laki saling tarik kerah di pinggir lapangan.
Ia berlari cepat mendekati dua orang itu. Bara tahu pasti apa yang membuat mereka berdua seperti itu.
Beberapa anak mulai memisahkan keduanya. Tapi Jay mengamuk.
"Lo!! Lo cuma pengen nyalahin orang aja kan?! Lo jadiin gue pelampiasan doang!! Lo sendiri juga kan? Kenapa gak lari hah?!" Pekik Jay sambil berusaha melepaskan pegangan teman-temannya.
"Jay. Udah!" Bara ikut memegangi Jay. Tapi Jay seperti tidak mau mendengar.
"Lo yang konyol!! Kalau lo gak kayak orang tolol, Gak bakal kejadian!" Balas Evan.
Bara sudah cukup mendengar perdebatan ini semalam. Kenapa dua orang ini kembali mengulanginya? Menyebalkan sekali.
"Jay! Evan! Lo berdua gila yah? Ngapain berantem di sekolah?!" Kanaya baru sampai setelah diberitahu teman kelasnya kalau Jay dan Evan bertengkar.
"Dia yang duluan!!" Ucap Evan sambil menunjuk Jay.
"Lo duluan yang ngeliatin gue kayak ngeliat hama!!" Jay tidak mah kalah.
"Lo berdua... BISA DIEM GAK!"
Bukan hanya Jay dan Evan yang terdiam. Sekarang semua ikut terdiam mendengar teriakan Radinka.
Mereka mengamati raut wajah Radinka yang belum pernah mereka lihat sebelumnya. Terlihat menyeramkan.
Tenaga Evan dan Jay mengendur. Mereka akhirnya dilepaskan.

KAMU SEDANG MEMBACA
INEFFABLE [COMPLETED]
Teen FictionMULAI REVISI PELAN-PELAN ************* Alicia menyukai semua bacaan fiksi. Mulai dari novel sampai komik. Menyukai semua genre mulai dari horror sampai romantis. Yang paling ia suka adalah fiksi remaja. Di umurnya ke 18 ini ia memang sedang mendamba...