Alicia duduk terdiam di kamarnya. Hari sudah berubah malam namun perkataan Jay padanya masih tidak bisa ia terima. Ia memaklumi Jay yang masih bingung atau Jay yang masih belum menerima keadaan. Tapi kenapa dirinya ikut dipojokan?
Bukan main-main ternyata sifat Jay. Tidak di novel, tidak di dunia aslinya, sama. Sama-sama suka menindas Alicia.
"Alicia. Ada temen kamu di luar." Alicia berpikir kira-kira siapa yang datang. Kalau Flo biasanya langsung saja melipir ke kamarnya seperti rumah sendiri.
"Anak siapa itu?" Alicia kebingungan saat Papanya bertanya begitu padanya. Mana tau itu anak siapa, dirinya saja belum melihat siapa itu.
"Pah." Mama Alicia datang dan langsung menarik Papanya.
Alicia berjalan cepat ke luar untuk melihat siapa yang datang.
"Oh." Gumamnya begitu melihat Jay berdiri di sana sambil memainkan sepatunya. Mau apa lagi anak itu?, tanya Alicia dalam hati.
"Ali." Jay memanggil nama Alicia begitu melihat Alicia berdiri di pintu rumahnya.
Jay mendekat. Alicia tetap diam memasang wajah malasnya.
"Apa?" Tanya Alicia galak.
"Gue itu eum... gue mau..." Alicia menunggu Jay berbicara dengan jelas.
"Mau minta maaf. Maafin gue Li. Gue gak bermaksud." Ucap Jay. Alicia berdehem. Agak canggung maaf-maafan begini.
"I-Iya gue maafin. Lo gak perlu jauh-jauh ke sini. Lewat chat aja bisa." Ucap Alicia.
"Wifinya lagi mati disana. Jadi gak bisa chat. Gue gak punya pulsa juga." Alicia memasang wajah datarnya. Bisa tidak sih tidak terlalu jujur begitu? Kan jadinya tidak dramatis lagi.
"Ya udah deh gue balik dulu. Li setelah gue pikirin lagi, gue bakal lebih semangat buat balik." Jay tersenyum lalu berbalik dan pergi dari sana. Tidak lupa melambaikan tangannya. Alicia terdiam. Perasaannya tiba-tiba tidak enak.
"Gara-gara Jay minta maaf kali yah gue jadi gak enak gini." Gumam Alicia lalu kembali ke dalam rumahnya.
*****
Jay menghela nafas. Sebelum akhirnya Jay pergi ke rumah Alicia, Flo datang ke kosan Jay. Flo mencari Alicia. Karena tidak ingin berbohong pada orang yang sudah membantunya, Jay menceritakan semuanya pada Flo.
Bisa ditebak respon Flo. Flo langsung marah pada Jay. Masih Jay ingat betul kalimat panjang Flo untuknya
"Alicia minta buat masuk gak ke dunia lo? Gak kan? Di sana dia juga menderita. Terus di sini, di minggu-minggu ujian bukannya fokus belajar, dia malah fokus mikirin cara buat lo balik karena dia tau rasanya asing di dunia orang lain gimana. Kalau dia cuma kayak nonton teater di dunia lo, dia gak bakal bantuin lo. Orang lo cuma pemain teater doang. Ada untungnya gak buat dia bantuin lo? Dia anggap lo beneran temen dia. Di sekolah, yang diomongin cuma lo sama teman-temen lo."
Begitulah kalimat panjang yang membuat Jay bergegas ke rumah Alicia. Bahkan ia melupakan ponselnya yang tidak pernah terputus dengan wifi kosan itu. Ia sudah bertekad tidak akan merepotkan Alicia lebih lama lagi jadi ia akan berusaha semampunya agar ia kembali pada dunianya.
Karena besok Alicia tidak bisa membantunya, maka Jay akan melakukannya sendiri. Ia juga bisa melakukannya tanpa merepotkan Alicia.
"Mungkin karena gue gak sepenuh hati makanya cara kemarin-kemarin gak ada yang berhasil. Besok gue harus coba lagi semua cara." Tekad Jay.
********
Esoknya,
Jay benar-benar mencoba berbagai cara yang ada dalam otaknya.

KAMU SEDANG MEMBACA
INEFFABLE [COMPLETED]
Teen FictionMULAI REVISI PELAN-PELAN ************* Alicia menyukai semua bacaan fiksi. Mulai dari novel sampai komik. Menyukai semua genre mulai dari horror sampai romantis. Yang paling ia suka adalah fiksi remaja. Di umurnya ke 18 ini ia memang sedang mendamba...