"Lo pada percaya sama Fere?" Tanya Radinka.
"Bukan percaya Din. Ini namanya kepepet." Ucap Evan.
Flashback on
Bara dan yang lain kembali ke mobil. Jay hanya menggeleng pelan saat Radinka mengkodenya bertanya tentang Alicia.
Tuk
Tuk
Kaca mobil mereka diketuk dari samping. Jay langsung menurunkan kaca mobilnya.
"Napa Fer?" Tanya Jay.
"Temen lo siapa tadi namanya?" Jay melirik Evan.
"Alicia." Evan yang menjawab.
"Iya itulah. Susah banget sih nama. Si Sia itu, kemarin lo yakin dia dibawa sama yang ribut?" Tanya Fere.
"Kita gak yakin sih makanya kita cari ke semua sekolah yang kemaren ribut. Kita udah hubungin satpol PP atau polisi. Gak ada Alicia. Kita cari sekitar sekolah juga gak ada. Padahal waktu kejadian dia ada disana." Ucap Evan menjelaskan panjang lebar. Fere diam mendengarkan.
"Ikutin gue." Setelah mengatakan itu Fere mengeluarkan motornya dan melaju di depan mobil Jay.
Flashback Off
"Lo tau kan si Fere gimana? Dia juga suka cari gara-gara sama Alicia." Ucap Radinka lagi.
"Tenang Din. Feeling gua dia serius." Ucap Kanaya.
Tidak lama kemudian mereka melihat Fere memarkirkam motornya di depan pagar kayu tinggi.
"Ini disini?" Jay merasa kurang yakin dengan keputusan mereka mengikuti Fere.
"Ayo turun." Ucap Evan.
Fere membuka pagar itu kemudia mengkode Evan, Bara, dan Jay agar mengikuti. Kanaya dan Radinka seperti biasa ada di dalam mobil.
"Ini tempat apa?" Tanya Jay saat mereka masuk ke dalam. Isinya hanya lahan luas dan gudang besar disana.
"Ini markas mereka. Temen gue bilang mereka suka sandra anak sekolah lain. Makanya gue bawa lo ke sini." Jawab Fere.
Brak
Fere, Bara, Jay, dan Evan terperanjat.
"Gak sengaja sumpah." Ucap Jay ketika teman-temannya melihatnya kesal. Ia benar-benar tidak sengaja menyenggol meja kayu yang sudah ringkih itu sampai roboh.
"Siapa lo?" Suara berat muncul dari depan mereka. Laki-laki berseragam hampir sama dengan mereka berdiri dengan wajah sangarnya. Tubuhnya kurus membuat tulang wajahnya tercetak jelas. Ditambah kumis yang terbentang di bawah hidungnya.
"Feredian. Gue mau cari temennya dia nih. Lo semua umpetin temen dia dimana hah?" Fere dengan gaya tengilnya maju ke depan.
Tiba-tiba dari belakang si laki-laki tadi muncul anak-anak lain. Mereka semakin maju bahkan sekarang mengitari Bara, Fere, Evan, dan Jay.
"Temen lo yang ilang temen, kenapa wilayah gue yang di gangguin gini?" Jay merapat pada Evan. Di saat seperti ini Bara bahkan tidak berani apa-apa. Anak-anak ini jelas bukan tandingan mereka ber empat.
"Gue gak ada maksud gangguin lo. Gue cuma nanya doang." Jawab Fere.
"Tapi pertanyaan lo tuh kayak tuduhan. Temen kita aja masih banyak yang ditahan. Buat apa kita nyolong temen lo? Buat apa? Dituker sama temen kita juga gak bisa." Laki-laki kurus yang terlihat menyeramkan tadi mengambil langkah ke depan mendekati Bara.

KAMU SEDANG MEMBACA
INEFFABLE [COMPLETED]
Teen FictionMULAI REVISI PELAN-PELAN ************* Alicia menyukai semua bacaan fiksi. Mulai dari novel sampai komik. Menyukai semua genre mulai dari horror sampai romantis. Yang paling ia suka adalah fiksi remaja. Di umurnya ke 18 ini ia memang sedang mendamba...