33

22.3K 2.6K 317
                                    

Alicia bergerak gelisah di tempat duduknya. Setelah mengatakan secara gamblang kepada Jay kalau Jay ada tokoh novel, Alicia dan Flo langsung pergi ke sekolah. Mereka meninggalkan Jay yang masih kebingungan.

Habis mau dijelasin pun, mereka tidak yakin Jay akan mengerti atau mau mengerti. Jadi, Alicia pikir ada baiknya ia berdiskusi lebih dulu dengan Flo.

"Anak orang mukanya shock banget Li. Harusnya lo abis ngomong gitu jangan pergi. Harusnya lo teriak prank gitu." Ucap Flo yang juga merasa tidak tenang.

"Lo tau otak nge freeze gak? Sumpah yah Jay gak pernah se serius itu mukanya. Gue jadi grogi terus otak blank langsung." Balas Alicia.

"Terus gimana dong?. Li, kita gak bisa selamanya nampung dia. Kita harus balikin dia ke alamnya." Alicia meringis mendengar pemilihan kata Flo.

"Dikira mahkluk gaib kali beda alam." Cibir Alicia.

"Lo. Gimana cara lo balik?" Tanya Flo. Mata Alicia membulat seketika.

"Oh iya!! Gue balik eum... gimana ya. Oh! Tiba-tiba." Flo berdecak mendengarnya.

"Tiba-tiba gimana? Lo gak ada ucap mantra gitu? Atau make a wish gitu?" Tanya Flo.

"Gak ada Flo. Gue tuh lagi lari sama Jay, eh tiba-tiba jeng jeng gue balik ke sini. Padahal tanggung banget gips gua mau dilepas." Jawab Alicia.

"Hmmm... terus gimana yah cara Jay balik?" Flo dan Alicia berusaha keras memikirkan cara yang bisa dipakai Jay agar Jay kembali ke dunianya.

****

Di sisi lain, Jay baru saja menyelesaikan sarapannya. Di depannya sudah ada kertas-kertas hasil karyanya.

Walaupun digambarkan sebagai tokoh konyol, Jay cukup pintar. Namun kepintaran Jay tidak berada pada pelajaran, melainkan pada hal lain. Seperti memecahkan misteri misalnya.

Jay suka membaca komik misteri. Biasanya ia selalu berhasil menebak ending dari komik itu.

Brak

Jay tidak tahan melihat tulisannya sendiri. Jadi ia lempar semua kertasnya.

Bagaimana mungkin. Kehidupan yang ia jalani selama 17 tahun ini ternyata hanya sebagai tokoh novel. Tokoh pendukung yang bahkan hampir berakhir mengenaskan sebagai anak SMA yang memakai narkoba.

Sekarang bahkan dirinya tersesat entah dimana.

"Lagian ini!! Seriously?! Radinka sama Bara? Gila kali yah. Diliat dari sisi mana aja, udah gak cocok sama sekali." Cibir Jay.

Jay mengacak rambutnya frustasi. Ia tidak mengerti banyak hal. Ia kesal karena ia tidak mengerti.

"Gue butuh cerita originalnya. Cerita yang gak ada Alicianya supaya gue bisa makin ngerti." Ucap Jay.

"Tapi kayaknya gue gila deh kalau baca cerita aslinya. Merinding banget baca adegan Radinka sama Bara!!  Harus gue pukul kepalanya Radinka biar gak sama Bara." Jay menyandarkan tubuhnya di dinding kamar lalu pikirannya melayang jauh.

Kalau dunianya memang dunia novel, berarti semua yang ia alami memang sudah di atur. 

"Tapi kenapa gue mimipiin plot ceritanya yah?" Gumam Jay.

Ia ingat membaca bagian novel yang isinya Alicia heran kenapa dirinya bisa tahu plot cerita lewat mimpi. 

Tiba-tiba ia menegakkan tubuhnya. Ia ingat mimpi apa saja yang ia dapatkan dan kalau mengingat cerita yang ia baca sampai pagi, semua mimpi itu terjadi pada Alicia, padahal harusnya terjadi pada Radinka.

"Gue mimpi kejadian Fere terus pas banget Alicia hampir kena. Gue mimpiin kecelakaan, beneran Alicia yang kena. Tawuran juga Alicia yang hampir kena." 

INEFFABLE [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang