Hari ini sudah dua minggu sejak Alicia menghilang. Di minggu pertama, Alicia terus menjadi perbincangan hangat di sekolah. Teman kelas Alicia bungkam tidak memberi komentar apa-apa saat ada kelas lain yang bertanya. Minggu itu merupakan minggu terberat bagi Radinka dan teman-temannya.
Menjadi lebih berat lagi ketika memasuki minggu ke dua ini. Anak-anak sepertinya mulai melupakan hilangnya Alicia. Para guru kebingungan karena tidak ada satupun keluarga Alicia yang datang ke sekolah untuk sekedar memeriksa atau hal lainnya.
Radinka tidak pernah lagi keluar kelas di jam istirahat. Ia masuk kelas dan akan keluar saat jam pulang. Jam olahraga pun Radinka menolak ikut. Kanaya yang rajin membeli makanan untuk Radinka saat jam istirahat.
"Makan Din. Lo keliatan lesu banget." Ucap Kanaya lembut sambil memperhatikan Radinka yang sedang memakan donat yang diberikan Kanaya.
"Alicia suka beli donat kalau pagi." Ucap Radinka pelan. Kanaya tersenyum kecil lalu mengangguk. Ia menolehkan pandangannya ke arah lain. Di ujung sana, temannya yang lain menolak bergabung dan hanya tidur sepanjang waktu. Siapa lagi kalau bukan Jay.
"Jay udah makan?" Tanya Kanaya.
"Belum. Dia gak pernah makan siang Nay. Dia dari pagi kayak gitu. Kalau dimarahin guru, baru dia melek." Ucap Radinka sambil memandang Jay sedih.
Diantara semuanya, sepertinya Jay yang perubahannya sangat drastis. Tidak bertingkah pecicilan lagi, keceriaannya juga hilang. Pergi ke sekolahpun harus di seret Evan karena Jay terus mengurung dirinya di kamar.
Itu dimulai seminggu setelah hilangnya Alicia. Jay yang sebelumnya selalu semangat mencari Alicia jadi berubah. Jay yang awalnya masih makan berdua dengan Radinka, kini memilih tidur sepanjang hari dan mengabaikan semuanya.
"Evan masih ke rumah Alicia tiap malem." Ucap Radinka membuat Kanaya menghela nafas.
Satu lagi kelakuan aneh teman mereka. Evan. Walaupun Evan tetap seperti yang mereka kenal, tapi ada satu yang berubah dari kebiasaan Evan. Setiap malam sekitar pukul 8, Evan akan pergi ke rumah Alicia. Duduk lama di depan rumah Alicia sambil memakan camilan lalu pulang saat larut. Saat pertama kali memergoki, Radinka langsung memarahinya dan menyuruhnya pulang karena sudah larut. Namun, esoknya Evan melakukan hal yang sama. Awalnya Radinka terus memarahi dan menyuruhnya pulang, tetapi belakangan ini Radinka biarkan saja Evan seperti itu.
"Kalau udah malem suruh pulang Din. Takut dia kenapa-napa kalau pulang kemaleman banget." Ucap Kanaya. Radinka mengangguk mengerti.
"Gue kesel deh liatnya. Mereka kayak gitu apa manfaatnya sih? Mereka kayak gitu Alicia bakal langsung muncul di depan mereka? Harusnya kita cari bareng. Bukan kayak gini." Keluh Radinka. Kanaya menepuk tangan Radinka pelan agar amarah Radinka tidak meluap sekarang.
"Ketua kelas dipanggil Bu Gina." Semua menoleh ke arah orang yang berbicara di pintu sana.
"Oke Bar."
Radinka tersenyum miris. Dari luar Bara terlihat normal, tapi percayalah dia tidak senormal itu. Beberapa kali Tante Nada ke rumahnya untuk menanyakan apakah Radinka melihat Bara karena sampai larut Bara belum juga pulang padahal jadwal lesnya sudah selesai. Ternyata, Bara berkeliling setelah pulang les dan pulang mendekati tengah malam.
Belum lagi Bara lebih parah dari tahun lalu. Ia benar-benar tidak pernah lepas dari bukunya ketika di kelas. Ia berjauhan dengan bukunya saat Bu Gina memberinya tugas. Selain itu, tidak pernah ia melepas bukunya.
Dan satu lagi. Jangan pernah menyebut atau bertanya masalah Alicia padanya. Bara akan memasang wajah garangnya lalu menyudutkan orang itu sampai orang itu tidak bisa berkata-kata lagi.
![](https://img.wattpad.com/cover/240269220-288-k167601.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
INEFFABLE [COMPLETED]
Teen FictionMULAI REVISI PELAN-PELAN ************* Alicia menyukai semua bacaan fiksi. Mulai dari novel sampai komik. Menyukai semua genre mulai dari horror sampai romantis. Yang paling ia suka adalah fiksi remaja. Di umurnya ke 18 ini ia memang sedang mendamba...