Paginya. Alicia bangun dengan semangat. Hari ini jadwalnya ia membuka gips di tangannya. Setelah semalam berteriak-teriak dan juga bersenang-senang, tidur Alicia menjadi lebih nyenyak.
Alicia terus tersenyum. Moodnya sedang baik sekali. Sebelum keluar dari kamarnya tidak lupa ia merapikan tas sekolah.
"Bye Dopi." Ucap Alicia pada boneka lumba-lumba kecil semalam.
"Ali!!! Ayok berangkat!" Alicia mendengar suara Radinka dari luar rumahnya. Alicia bergegas keluar.
"Bar. Lo mau kemana?" Tanya Radinka saat melihat Bara berjalan.
"Motor gue dipake. Mau naik bus. Mesen ojol gak dapet-dapet" Jawab Bara.
"Bareng kita aja. Sama Kak Albi." Usul Radinka. Bara tidak pikir panjang. Iya langsung mengangguk setuju.
"Ayok Li." Alicia menurut saat Radinka menariknya.
Mereka bertigapun pergi bersama pagi itu. Radinka sengaja duduk di depan bersama Albi dan Alicia yang terpaksa harus duduk dengan Bara di belakang.
Alicia tetap sama seperti sebelumnya. Hanya diam mendengarkan Albi yang mengobrol dengan Radinka dan Bara. Entah apa yang mereka bicarakan. Alicia tidak mengerti isi percakapan mereka.
"Alicia. Hari ini lepas gips kan?" Alicia menoleh mendengar pertanyaan Albi.
"Iya Kak."
"Mau dianter?" Alicia langsung menggeleng. Tidak enak jika harus mengganggu Albi.
"Gue temenin nanti Li. Jangan kemana-mana ya pulang sekolah." Ucap Radinka.
"Okee." Jawab Alicia singkat. Alicia sudah ingin turun rasanya. Kenapa canggung sekali ada disamping Bara begini? Sebelum ada Bara pun ia merasa canggung. Ditambah ada Bara, kuadrat langsung.
Alicia melirik Bara. Bara sedang fokus pada ponselnya.
"Kenapa?" Tanya Bara ketika menangkap basah Alicia.
"Ngga." Jawab Alicia salah tingkah. Malu sekali.
"Lo hari ini seleksi kan Bar? Si Kanaya heboh banget." Tanya Radinka.
"Iya. Seleksi pertama."
"Wah lo pasti lolos sih." Komentar Albi. Alicia berpikir.
Kalau Bara sudah mulai seleksi begini sepertinya tidak lama lagi ending cerita akan datang.
"Aamminn"
Mereka akhirnya sampai. Bara pertama kali turun. Alicia berterimakasih lalu turun mengikuti Bara.
"Ayok ke kelas lo." Ajak Radinka.
Alicia berjalan lebih dulu. "Hai Li." Di depan kelas sudah ada Evan yang tersenyum lebar menyambut.
"Nih." Evan seperti biasa memberikan kaleng susu pada Alicia.
"Lo jangan beliin gue tiap hari dong. Abis uang lo. Bukannya jajan beli apa kek." Omel Alicia. Evan malah memasang cengirannya.
"Kan biar cepet sembuh. Dulu gue pernah gitu juga. Lagian berisik deh. Tinggal minum doang." Alicia menghela nafas. Percuma bicara dengan Evan.
"Eh Bara." Bara hanya menoleh singkat pada Evan lalu masuk ke kelasnya.
"Kenapa tuh anak." Gumam Evan.
"Din. Lo ikut main kan bulan depan? Lawannya gampanglah." Tanya Evan.
Radinka terdiam. Alicia menatap Radinka yang tidak bisa menjawab itu.
"Ehehehe. Liat nanti." Jawab Radinka singkat.
KAMU SEDANG MEMBACA
INEFFABLE [COMPLETED]
Teen FictionMULAI REVISI PELAN-PELAN ************* Alicia menyukai semua bacaan fiksi. Mulai dari novel sampai komik. Menyukai semua genre mulai dari horror sampai romantis. Yang paling ia suka adalah fiksi remaja. Di umurnya ke 18 ini ia memang sedang mendamba...