12

30.1K 3.6K 25
                                        

Bel pulang berbunyi. Radinka sudah setia menunggu Alicia di depan kelas. Walau senyumnya sangat cerah, namun Alicia bisa melihat wajah Radinka yang agak pucat.

"Lo sakit?" Tanya Alicia. Radinka menggeleng. Antara berbohong atau tidak terasa.

"Radinka. Siram pohon yang kemarin." Ucap Bara saat melewati mereka.

"Din lo pulang aja. Kayaknya lo kurang sehat. Biar gue yang siram." Ucap Alicia.

"Mending kita berdua aja yang pulang. Biar si Bara aja yang siram. Ayo." Memang Radinka jiwa pemberontak. Alicia mengikuti saja. Tidak ada salahnya juga sesekali ia memberontak.

"Gue udah pesen ojolnya. Udah di depan sih abangnya. Ayo sebelum ketauan Bara." Radinka berlari sambil menarik tangannya.

"Itu dia. Ayo masuk."

Radinka dan Alicia tertawa saat sudah masuk ke dalam mobil. Mobil mulai jalan namun bukan ke arah rumah mereka.

"Ini mau kemana?"Tanya Alicia.

"Jalan lah. Masa pulang sekolah langsung pulang. Mau ngapain juga kan di rumah gabut." Jawab Radinka santai. Alicia mengangguk setuju.

Mereka mengobrol dan mentertawakan beberapa hal. Karena tujuan mereka tidak jauh, merekapun sampai.

"Tadinya gua ajak Kanaya. Tapi dia belum bisa keluar-keluar. Jadi yaudah deh berdua doang. Biasanya Jay gue ajak tapi anaknya lagi gak asik." Ucap Radinka saat mereka sampai di semcam sebuah café.

"Gue biasa nyobain café gituloh. Ini baru buka minggu lalu. Nama menunya antimainstream sih tapi gak tau ya kan aslinya gimana. Ayo."

Mereka duduk di sudut ruangan. Tempatnya masih ramai mungkin efek baru pembukaan. Radinka melihat daftar menu di tangannya. Begitupula Alicia.

"Makanan apaan sih ini." Gerutu Alicia saat melihat deretan nama asing.

"Udah pake feeling aja." Ucap Radinka membuat keduanya tertawa. Alicia memilih menu dengan nama terpanjang sementara Radinka menu asal.

Selama menunggu makanan datang, mereka bercerita tentang beberapa hal. Radinka tentu menceritakan semua kenakalannya. Alicia bercerita namun menceritakan tentang kehidupannya di luar dunia ini. Sempat beberapa kali sempat salah sebut namun Radinka tidak terlalu menyadarinya. Bahkan saat Alicia menyebut nama asing, Radinka tetap tidak sadar. Ia sibuk tertawa. Sepertinya Alicia dan Radinka sangat nyambung. Tidak terasa membosankan sedikitpu n sejak tadi.

"Gue ke toilet dulu ya." Ucap Radinka yang langsung diangguki Alicia.

Alicia melihat keluar memperhatikan kendaraan yang berlalu lalang. Ia sesekali mengesap minumannya. Belum ada tanda-tanda Radinka kembali dari toilet. Ia masih tunggu sampai beberapa menit kemudian. Perasaannya agak aneh.

Jadi ia mengambil tasnya dan tas Radinka lalu membawanya ke toilet. "Dinka." Panggilnya karena tidak melihat siapapun.

"Alicia..." Alicia langsung menacari ke tiap bilik toilet saat ada yang memanggil namanya pelan.

"Dinka!" Pekik Alicia saat melihat Radinka terduduk di lantai.

"Tas gue" Ucap Radinka pelan. Alicia seakan membeku. Saat Radinka meraih tangannya barulah ia tersadar. Alicia menyerahkan tas Radinka pada pemiliknya.

Saat melihat Radinka akan berdiri, Alicia langsung membantunya lalu mendudukannya di closet.

"Radinka lo gak apa-apa?"Tanya Alicia panik. Radinka mengambil obatnya dari tas lalu meminumnya. Beruntung ia biasa membawa botol minuman kecil di tasnya.

INEFFABLE [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang