Author PoV
Setelah sampai di rumah, Alicia langsung merebahkan dirinya di kasur. Langit di luar sudah malam. Alicia malas sekali kalau harus membersihkan tubuhnya.
"Argh! Males tapi gerah!" Pekiknya di dalam kamar.
Ia melirik jam. 7 malam.
Dengan berat Alicia bangkit lalu masuk ke kamar mandi.
"Hari ini gue udah 2 kali liat scene Bara Radinka. Karena gue ada di sana, gak ada yang berubah kan? Tetep sesuai alur?"
Alicia tidak bisa berhenti memikirkan ini.
"Gue gak tau apa yang harus dirubah. Gue suka alurnya. Gue cuma gak suka endingnya."
Alicia memijat keningnya. Setelah selesai mandi dan berpakaian, ia duduk di pinggir kasur.
"Endingnya Radinka mati eh meninggal maksudnya. Itu juga karena penyakitnya. Bukan karena kecelakaan. Penyakitnya juga udah lama. Mana bisa gue otak-atik."
Alicia sungguh tidak tahu harus melakukan apa sekarang. Ia menikmati hanya menonton seperti tadi. Tapi kalau ia harus menonton kematian Radinka nanti rasanya terlalu jahat bukan?
"Radinka harus apa? Aahhh frustasi gue."
Tiba-tiba ia teringat sesuatu. Alicia berdiri lalu berjalan keluar rumah.
"Ayok kita ke minimarket tempat Bara sama Radinka nongkrong. Hahahaha."
Dalam novel, ada beberapa adegan Radinka dan Bara memesan coklat panas saat masa sulit mereka. Adegan yang manis sekali menurut Alicia. Bahkan karena membaca bagian itu Alicia pernah mencoba coklat panas di minimarket dekat rumahnya. Sayang rasanya mengecewakan.
"Eum... tapi minimarketnya dimana yah?"
Alicia berpikir pasti otaknya tertinggal di luar novel. Ia sudah setengah jalan entah kemana tapi baru sadar tidak tahu dimana letak minimarketnya.
"Mana gak bawa hp." Gerutunya.
Alicia harus memendam penasarannya itu sepertinya.
Tin
Alicia menoleh. Sebuah motor tiba-tiba berhenti di depannya.
"Mau kemana?" Alicia memperhatikan orang yang belum membuka kaca helmnya itu.
"Aduh maaf maaf. Hehe."
Alicia tersenyum saat kaca helm itu terbuka. Ia tidak kenal namun sepertinya bukan orang jahat.
"Perempuan bahaya jalan sendirian malem-malem begini. Disini sepi soalnya. Ayok Tante anter."
Alicia menoleh ke kanan dan kiri. Benar juga. Kenapa sepi sekali?
"Mau pulang Tante" Jawab Alicia sopan.
"Ayok naik. Lewat ke mana rumah kamu?"
Alicia terdiam. Apa ia harus naik? Tapi mereka tidak saling kenal. Alicia tidak enak merepotkan orang lain.
"Gak usah Tante. Rumah aku deket. Di depan sana tinggal belok aja." Tolak Alicia halus.
"Kamu takut yah naik motor sama Tante? Tenang aja. SIM Tante gak nembak kok. Yok naik aja."
Karena tidak enak harus menolak lagi, Alicia menurut. Tante yang tidak ia tahu namanya itu sungguh baik mau menghantarnya.
"Eh iya lupa. Namanya siapa?"
"Alicia, Tante."
Tante itu mengangguk sambil menggumamkan nama Alicia.
"Ini belok ya Alicia?"

KAMU SEDANG MEMBACA
INEFFABLE [COMPLETED]
Novela JuvenilMULAI REVISI PELAN-PELAN ************* Alicia menyukai semua bacaan fiksi. Mulai dari novel sampai komik. Menyukai semua genre mulai dari horror sampai romantis. Yang paling ia suka adalah fiksi remaja. Di umurnya ke 18 ini ia memang sedang mendamba...