17

28.6K 3.6K 118
                                        

Alicia meringis saat membuka matanya. Ia merasakan kaku di tangan kanannya dan kepalanya sangat berat.

Alicia mengerjapkan matanya beberapa kali. Ia ada dimana?

Alicia mengangkat tangan kirinya yang terpasang infus.

"Alicia!" 

Alicia terlonjak saat wajah Jay tiba-tiba muncul. 

"Jay. Kaget itu si Alicia." Ucap Evan sambil menarik Jay. 

Ah, Alicia ingat. Ia kecelakaan tadi. Kemudian diantar oleh Albi kemudian pingsan dalam IGD. Memalukan sekali Alicia pingsan saat dokter menyuntiknya. 

"Li. Ada yang sakit?" Tanya Radinka langsung.

"Air Din. Biasanya di film kalau orang baru sadar minta air." Ucap Jay. Evan langsung memukul kepala Jay. 

"Alicia ada yang sakit?" Kini Albi yang bertanya. 

Ada. Seluruh tubuhnya sakit sekarang. 

"Gak Kak." Jawab Alicia. Tidak mungkin ia dengan lantar meneriakkan tubuhnya sakit semua di depan Albi. 

"Alicia, yang nabrak lo Kak Albi." Ucap Radinka. 

Alicia terdiam. Ia merasa agak aneh sebenarnya. Dari semua orang kenapa harus Albi. Sempit sekali ruang lingkup novel ini.

"Maaf Alicia..." Alicia mengerjapkan matanya setelah itu tersenyum dan mengangguk. 

"Oh iya Li, tadi gue buka hp lo. Gue hubungin ortu lo tapi gak diangkat." Ucap Jay yang langsung disenggol Radinka dan Evan. Tidak bisa baca situasi sekali Jay ini. Semua bisa melihat raut wajah Alicia berubah setelah mendengar ucapan Jay.

"Alicia. Lo belum makan kan? Mau gue beliin apa?" Tanya Evan mengalihkan pembicaraan. 

"Jangan yang berat-berat Van." Ucap Radinka.

"Gak usah gak apa-apa. Gue belum pengen makan." Tolak Alicia.

"Dokter bilang kamu harus dirawat dulu." Ucap Albi. Alicia mengangguk pelan. Hatinya agak sakit karena harus dirumah sakit sendirian. Ini bukan dunianya. Ia bukan tokoh dalam novel. Tentu tidak ada keluarga untuknya dalam novel ini. 

"Alicia. Mau gue ambilin sesuatu di rumah lo?" Alicia tidak tahu apa yang harus ia bawa atau apa yang akan ia butuhkan selama dirawat di rumah sakit. Dalam hidupnya, ini pertama kalinya ia di rawat di rumah sakit. Ia biasanya hanya sekedar sakit flu yang akan hilang dalam dua hari dengan beristirahat di rumah.

"Dokter bilang tangan lo retak Li, makanya dipasang gips." Ucap Evan saat Alicia menatap tangannya.

"Kakak keluar sebentar." Ucap Albi karena ia terpikir sepertinya ia harus membeli beberapa makanan untuk Alicia dan yang lain.

"Alicia..." Panggil Radinka. Ia agak khawatir karena Alicia tidak terlihat seperti biasanya.

"Cepet sembuh Alicia." Ucap Radinka. Alicia tersenyum dan terkekeh kecil. 

"Lo jangan nangis Din. Yang sakit Alicia." Ejek Jay membuat ia jadi sasaran pukulan maut Radinka.

"Sakit Din! Sumpah! Udahan." Pekik Jay saat Radinka tidak berhenti memukulinya.

"Alicia gue gak enak sama lo. Hikss... harusnya lo kan pulang bareng gue. Kalau tadi Kak Albi jemput kita, lo gak kayak gini. Hikss..." Radinka benar-benar menangis. Evan, Jay, dan Alicia malah tertawa.

"Kok lo ketawa sih. Gue serius... Hikss... mana yang nabraknya Kak Albi. Gue merasa bersalah banget sama lo Li." Ucap Radinka. 

"Map abang ojolnya salah Din, terus mungkin abangnya kaget pas gue bilang harusnya ambil kiri jadi langsung aja dia ke kiri. Mungkin Kak Albi gak sempet rem juga." Ucap Alicia sesuai dengan yang diceritakan Albi. 

INEFFABLE [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang