13

29K 3.4K 40
                                    

Alicia tidak tahu kapan ia tertidur di ruang tamunya. Seluruh tubuhnya sakit saat bangun. Ia hanya ingat ia menangis sampai lelah.

Ia melihat jam dan menyadari kalau ia sudah telat ke sekolah. Sebodo dengan sekolah. Ia tidak mood pergi ke sekolah. Kalau ia pergi sekarang, ia pasti akan kena hukuman Bara. Merepotkan sekali.

"Huh?"

Ia melihat pesan masuk dari Radinka.

Radinka
Alicia. Bokap gue sekarang udah tau. Tapi Evan gak tau. Alicia. Boleh minta tolong yah? Jangan kasih tau siapa-siapa dulu ya Li. Dokter bilang gue masih ada kesempatan besar karena masih awal. Biar gue yang jujur sama mereka

Pesan itu baru saja masuk. Pesan yang dikirimkan setelah berpikir semalaman. Alicia tidak tahu kalau kemarin saat Aksa akan memindahkan Radinka ke rumah sakit lain, Aksa bilang pada Evan kalau ia akan membawa Radinka pulang dan Evan bisa pulang juga. Aksa tidak mengatakan apa-apa perihal penyakit Radinka karena permintaan Radinka.

Alicia dengan cepat mengetikkan balasan untuk Radinka.

Keadaan lo sekarang gimana? Lo dimana?

Radinka
Masih di rs xxx. Gue udah baikan kok tenang aja. Btw, gua berterimakasih banyak banyak buat lo. Thanks Li

Gue kesana

Baru saja terkirim, panggilan telfon dari Radinka langsung masuk ke ponselnya.

"Lo gak sekolah hah? Gue beneran gak apa-apa. Gue cuma nunggu hasil tes lagi. Lo gak usah kesini. Selesai tes gue pulang lagi kok." Ucap Radinka langsung ketika Alicia mengangkat telfonnya.

"Lo beneran gak apa-apa? Gue tau gimana lo ya Din. Gak apa-apa versi lo beda tau gak." Radinka tertawa disebrang sana.

"Beneran Li. Gua tinggal tunggu hasil tes sama tunggu jadwal terapi gue. I'm fine." Alicia diam.

"Okee. Kalau ada apa-apa kabarin gue ya." Radinka kembali tertawa.

"Siap. Tapi inget yah yang gue bilang sama lo." Alicia hanya berdehem sebagai jawaban.

Hatinya saat ini merasa agak tenang mendengar Radinka yang akan melakukan pengobatan lebih awal.

Setelah memastikan Alicia tidak akan datang, Radinka memutus sambungan telfonnya.

"Gue yakin Radinka sembuh. Harus!" Ucap Alicia. Ia yakin Radinka bisa melewati semuanya karena kini alur cerita sudah berantakan. Rahasia Radinka terungkap lebih awal oleh Aksa.

"Penulisnya harus sungkem sama gue."  Gumamnya.

Alicia berjalan menuju kamarnya. Ia terkejut saat melihat wajahnya membengkak. Ia terlalu banyak menangis sepertinya.

"Udah fix libur sekolah." Gumamnya.

Ia lalu masuk ke dalam kamar mandi untuk membasuh wajahnya.

Tidak sedikitpun ia melirik ponselnya yang menampilkan banyak panggilan tak terjawab dari Evan dan juga pesan-pesan dari Evan. Bahkan dari Bara.

Iya.

Bara.

Bara sedang dalam perjalanan saat Alicia memanggilnya kemarin. Ponselnya ia masukkan dalam tas. Saat ia periksa ponselnya dimalam hari, ia terkejut melihat panggilan dari Alicia. Karena melihat hanya satu panggilan dan tidak ada pesan yang menyertai, Bara anggap Alicia salah pencet.

INEFFABLE [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang