Bara membuka matanya. Tubuhnya menggigil. Ia kedinginan. Bara terduduk di sofa sambil memeluk tubuhnya.
Ia melirik ke ranjang Alicia. Tidak ada siapa-siapa disana.
Bara melirik ke kanan dan kiri. Barulah ia temukan Alicia duduk di kursi yang mengarah ke jendela besar ruang rawatnya.
Bara melirik jam. Pukul 4 pagi. Alicia menatap ke depan dalam diam sambil menekuk kakinya diatas kursi.
"Alicia." Panggil Bara. Alicia terlonjak lalu menoleh. Terlihat Bara yang masih setengah sadar.
"Eh Bar. Kok lo bangun? Tidur lagi Bar. Baru jam 4." Ucap Alicia.
Bara merubah suhu Ac di ruangan lalu menghampiri Alicia.
"Lo liatin apa?" Tanya Bara lalu menguap.
"Lo liat ke depan. Kayak asli banget." Ucap Alicia. Bara menatap ke luar jendela sana. Ada rumah-rumah dan gedung yang jelas-jelas asli.
Alicia kemudian berdiri. Alicia berjalan kembali ke ranjangnya.
"Tidur lagi Bar. Lo biasanya bangun jam berapa? Jangan sampai telat bangun nanti lo telat ke sekolah." Ucap Alicia.
Bara malah berjalan mendekatinya dan duduk bersila di ranjang Alicia dengan Alicia dihadapannya.
"Li." Panggil Bara.
"Ini sakit kan?" Tanya Bara sambil menatap tangan Alicia. Alicia hanya tersenyum tipis. Tak lama bibirnya bergetar.
"Gue pengen pulang." Suara Alicia begitu lirih di telinga Bara. Air matanya jatuh.
Bara menghembuskan nafasnya perlahan.
"Gue gak tau kenapa gue bisa kayak gini. Hikss...Gue pengen pulang ketemu Flo. Gue janji gue bakal belajar. Gue janji gak akan baca novel lagi. Gue gak hiksss... gue gak akan komentar apapun sama penulisnya." Bara diam menunduk. Ia tahu pasti ini berat untuk Alicia. Bara yang hanya melihat saja bisa merasakan seberapa beratnya. Apalagi Alicia yang merasakan.
"Gue bukan dari sini Bar..." Bara membiarkan saja Alicia menumpahkan semuanya tanpa bertanya apapun.
"Setidaknya disana masih ada nyokap gue yang pasti dateng kalau gue telfon. Dia gak akan biarin gue di rumah sakit sendirian." Bara merasa hatinya ikut sakit mendengar kata-kata Alicia. Ini bukan sesuatu yang bisa ia hibur dengan kata-kata.
"Ini bukan fiksi remaja Bar. Ini horror. Penulisnya psikopat." Bara tidak mengerti kata-kata Alicia namun hanya dengan melihat air mata Alicia Bara tau seberapa dalam kesedihan Alicia.
"Lo bisa lewatinnya Li." Ucap Bara kemudian ia membawa Alicia perlahan kedalam pelukannya. Ia memeluk Alicia dengan hati-hati agar Alicia tidak kesakitan.
Alicia menumpahkan semuanya disana. Terlalu menyedihkan sendirian dalam dunia novel ini. Tidak ada teman yang benar-benar mengerti dirinya dan tidak ada keluarganya. Walaupun dalam hidup aslinya orangtuanya sibuk, mereka pasti akan datang jika sesuatu terjadi pada Alicia. Tidak seperti sekarang.
Radinka memang sangat baik padanya, namun tetap saja terasa asing karena ia baru bertemu Radinka belum lama ini. Begitupun dengan yang lain. Ia baru menemuinya. Walaupun ia membaca novel tentang mereka dan mengetahui jalan hidup tokoh-tokohnya, nyatanya saat berinteraksi dengan mereka, mereka terasa lain. Tidak seperti yang Alicia tahu dalam novel.
Bara menepuk punggung Alicia pelan. Tangis Alicia malah semakin kencang. Bara melakukannya sampai Alicia kelelahan menangis lalu tertidur.
Setelah Alicia tertidur, Bara diam mengamatinya.
![](https://img.wattpad.com/cover/240269220-288-k167601.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
INEFFABLE [COMPLETED]
Teen FictionMULAI REVISI PELAN-PELAN ************* Alicia menyukai semua bacaan fiksi. Mulai dari novel sampai komik. Menyukai semua genre mulai dari horror sampai romantis. Yang paling ia suka adalah fiksi remaja. Di umurnya ke 18 ini ia memang sedang mendamba...