Bacanya pelan-pelan gais. Biar mendukung sambil dengerin lagu fav kalian yang slow slow. Aku sih biasanya dengerin ost drakor versi inst. Nya.
Oh iya, coba ramaikannnn part ini yaw karena part selanjutnya bakal ada sesuatu.
Yang mau keluarin uneg-uneg silahkan
Selamat membaca semuanyaaa!!!
***********
Setelah study tour itu, mereka berempat semakin dekat walau Bara dan Jay terus saja bertengkar setiap bertemu karena Bara kali ini tidak diam saja saat Jay mengejeknya. Bara sudah ahli dalam membalas perkataan ataupun sindiran Jay. Bahkan lebih dari ahli.
Kanaya, Evan ataupun Alicia tidak pernah ada yang berminat memisahkan dua orang itu kalau sedang berdebat. Seperti saat ini. Jay dan Bara berdebat untuk memutuskan siapa yang akan menyetir.
"Biarin aja liatin. Palingan besok subuh baru pergi." Ucap Kanaya.
"Evan. Lo aja deh biar cepet." Ucap Alicia. Evan mengangguk lalu pindah ke kursi pengemudi. Tanpa banyak bicara Evan langsung saja tancap gas meninggalkan Bara dan Jay yang berdebat.
Alhasil Bara dan Jay berlari mengejar mobil. Kanaya dan Alicia di dalam mobil hanya tertawa.
"Udah Van. Hahaha. Berhenti Van." Ucap Kanaya.
Evan terkekeh lalu perlahan menghentikan mobilnya.
"Evan!! Gila lo ya!!" Omel Jay ketika sudah berhasil menyusul mobil.
"Lagian lo berdua lama" Ucap Evan.
"Masuk buruan. Yang nyetir Evan aja." Ucap Alicia setelah membuka pintu belakang.
Bara dan Jay dengan muka kecut menurut. Tapi Jay tidak sudi duduk di samping Bara. Jadi ia memutari mobil dan masuk dari arah lain.
Jadilah di mobil itu, Kanaya dan Evan di depan, Alicia, Bara, Jay di belakang.
"Lo berdua kalau masih ribut kita turunin di jalanan." Ancam Kanaya.
"Lo gak inget waktu dia bawa mobil waktu itu? Hampir nabrak lampu merah. Bahaya lah." Ucap Bara. Jay hanya mendengus Bara menyerang kesalahannya yang sudah sangat lama itu.
"Perasaan Bara dulu pendiem deh." Gumam Kanaya.
Belakangan ini sifat Bara sepertinya banyak sekali berubah. Bara lebih ekspresif. Kalau dulu hanya bicara sekali, orang akan takut. Sekarang Bara akan bicara satu paragraf, orang malah ingin tertawa karena terkejut betapa bawelnya Bara.
"Nembak kan SIM lo? Iyakan?" Jay meradang karena Bara terus memojokkannya.
"Bar udahlah. Nih kita mau ketemu Radinka. Masa lo berdua berantem gini." Ini dia pawang Bara. Bara tidak akan berkutik kalau Alicia sudah bicara.
"Kan diem lo. Harusnya lo omelin dia dari tadi." Ucap Jay pada Alicia.
Bara terlihat akan membuka mulutnya namun Alicia langsung menatapnya. Bara kembali menutup mulutnya.
"Eh! Ini. Ini!" Bara tiba-tiba memekik sambil mengambil beberapa lembar tissue dan memberikannya pada Alicia.
Alicia menyadari apa yang terjadi. Ia mengambil tissue dari Bara dan menutup hidungnya.
"Lo jadi sering mimisan deh Li. Periksa sih ayo takutnya kan ada apa-apa." Ucap Kanaya.
"Ngga ada apa-apa Nay. Abis ini juga berhenti." Ucap Alicia. Jay yang mendengarnya langsung menghela nafas.
Ini terjadi setelah mereka pulang study tour 1 bulan lalu. Alicia jadi sering sakit, sering mimisan seperti ini, dan bahkan pernah pingsan saat upacara. Anehnya, itu bersamaan dengan berita Radinka yang setiap hari kondisinya semakin baik.

KAMU SEDANG MEMBACA
INEFFABLE [COMPLETED]
Novela JuvenilMULAI REVISI PELAN-PELAN ************* Alicia menyukai semua bacaan fiksi. Mulai dari novel sampai komik. Menyukai semua genre mulai dari horror sampai romantis. Yang paling ia suka adalah fiksi remaja. Di umurnya ke 18 ini ia memang sedang mendamba...