52. Jeju

1K 205 45
                                    

Jihyo membuka pintu apartemennya, bau kopi kesukaan Yoongi langsung manyapa kehadirannya. Yoongi ada di appartement, itu sudah pasti, siapa lagi yang akan meminum kopi diappartement ini kecuali si manusia batu itu.

Jihyo meletakan tas mahalnya di sofa ruang tengah, dia melihat kesetiap sudut appartemennya dan tidak menemukan siapapun. Satu yang ada dipikiran Jihyo, Yoongi pasti sedang bersemedi diruang kerja.

Dengan langkah pelan Jihyo berjalan ke ruangan dimana kalau Jihyo boleh jujur dia sangat membencinya, ruang kerja Yoongi, yang selalu menyita waktu Yoongi hingga melupakan kehadirian Jihyo.

Cklekkk!

Tanpa basa-basi lagi, Jihyo langsung membuka pintu kayu berwarna hitam. Dan dugaan Jihyo sangat tepat, ada Yoongi disana sedang menatap layar komputer dengan serius, tak lupa dengan secangkir kopi yang masih panas.

Yoongi tidak berespon apapun dengan kehadiran Jihyo, dia bahkan tidak menengok untuk melihat siapa yang berani-berani masuk tanpa sopan santun, itu semua karena Yoongi tahu siapa pelakunya, siapa lagi kalau bukan pujaan hati, untung saja pujaan hati, coba saja kalau Taehyung atau Jungkook yang melakukan, sudah pasti akan terkena ocehan ala Min Yoongi.

Jihyo menghela napasnya kasar saat dirinya di abaikan, dia menutup pintu lumayan keras lalu berjalan kearah Yoongi dan seketika Jihyo memeluk erat leher Yoongi dari belakang.

"Aku pulang, kau tidak senang heum?" Tanya Jihyo lembut dan mesra, Jihyo bahkan terus mengirup bau tubuh Yoongi yang sudah menjadi candu baginya.

Belum ada respon dari Yoongi, Yoongi sengaja jual mahal. Dia ingin lihat sejauh mana usaha Jihyo agar dirinya luluh.

"Kau benar-benar marah yah? Heum?" Jihyo terus menggoda Yoongi dengan menciumi leher dan tengkuk Yoongi.

Yoongi setengah mati menahan hasratnya, jangan sampai yang dibawah bangun, bisa bahaya. Dia akan kalah jika itu terjadi.

"Yoongi~~ miane~~ jangan marah~~ heum?" Jihyo terus mengeluarkan jurusnya agar Yoongi luluh.

"Oppa~~~"

Tubuh Yoongi merinding seketika. Jarang sekali Jihyo memanggil dirinya dengan sebutan oppa, sekalinya di panggil oppa malah terasa horor bagi Yoongi.

"Hyo, minggir. Aku sedang bekerja." Nada ketus Yoongi keluar juga.

"Ya silahkan bekerja, aku juga sedang bekerja, pekerjaanku ini tidak mengganggu pekerjaanmu kan?" Tanya Jihyo tanpa ada rasa berdosa.

Yoongi rasanya ingin menjitak kepala Jihyo bagaimana tidak menganggu, Jihyo dengan sensualnya terus menciumi dan mengendus leher Yoongi.

"Kemari kau!" Kesal Yoongi menarik Jihyo agar duduk dipangkuannya.

Jihyo tersenyum penuh kemenangan. Akhirnya usahanya tak sia-sia.

Tapi ternyata dugaan Jihyo salah, harapan tak seindah kenyataan yang ada. Harapan Jihyo setelah duduk dipangkuan Yoongi, dia bisa mendapatkan hal yang lebih dan melanjutkan kegiatan yang sudah dia mulai tadi, tapi nyatanya tidak, Jihyo dianggurkan, dan Yoongi tetap fokus pada komputer sialan itu!

"Yoon, kau lapar?" Tanya Jihyo mencari perhatian.

"Tidak." Jawab Yoongi singkat.

"Tapi aku lapar~~" rengek Jihyo manja.

"Lalu?" Balas Yoongi seenaknya.

"Yoon! Aku lapar!" Teriak Jihyo.

"Ya sudah sana makan." Jihyo meradang, Yoongi masih saja dingin.

"Aku mau makan apa? Tidak ada makanan apapun disini!" Kesal Jihyo.

"Kau kan perempuan, harusnya kau tau apa yang harus kau lakukan." Yoongi sangat menyebalkan dimata Jihyo.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 17, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

StayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang