Pukul 5 pagi, mata Jihyo tiba-tiba terbuka, entah kenapa semenjak dia didiagnosis cemas dan depresi dia kadang-kadang bangun sepagi ini tanpa sebab. Jihyo turun dari ranjanganya dan berniat kedapur mangambil air minum. Sedetik kemudian Jihyo sadar kalau Yoongi tidak pulang, tidak ada lagi Yoongi yang sedang tidur disisinya kini, Jihyo sedih dan kembali menangis, dia bahkan sudah mempersiapkan diri jikalau Yoongi akan benar-benar pergi darinya.
Jihyo keluar kamar dan merasakan sepi yang teramat sangat, satu persatu orang meninggalkan dirinya, atau mungkin dia sendirilah yang membuat orang disekitarnya pergi. Jihyo semakin merasa bahwa dia sendirian didunia ini, tidak ada yang pernah mengerti dan memahami dirinya.
Jika biasanya Jihyo terbangun seperti ini, dia akan meminta untuk dipeluk oleh Yoongi, atau dia akan tidur begitu saja dipelukan Yoongi, tapi sekarang Jihyo tidak bisa lagi, dia akan memangis sendirian dan mengenang semuanya sendirian, dia benar-benar sendiri sekarang.
Show must go on, Jihyo tidak diperbolehkan untuk larut terlalu lama dan cengeng untuk hal yang tidak penting. Dia kembali bekerja seperti biasa, setelah tidak bisa tidur lagi sejak bangun pukul 5 tadi, kini Jihyo harus bangun dan beraktivitas seolah-olah tidak terjadi apapun.
Jihyo yang kini sudah rapi keluar kamar dan siap berangkat, dia melewati ruang tamu yang masih gelap karena gorden belum dia buka, dan Jihyo memutuskan untuk membuka seluruh gorden agar sinar matahari dapat masuk dan membuat terang ruang tamunya.
"Kau sudah mau berangkat? Tidak sarapan?" Jihyo terkejut saat mendengar suara serak yang sudah sangat dia hafal.
Min Yoongi. Kini dia sedang meregangkan tubuhnya yang mungkin saja kaku karena tidur disofa semalaman. Yoongi pulang dari Bighit pukul 3 dinihari setelah bercerita dengan Namjoon apapun yang membuatnya resah. Awalnya dia akan pulang keappartemennya namun hatinya malah menuntun untuk menuju kesini. Saat sampai diappartement Jihyo dengan kebiasaannya, Yoongi akan membersihkan dirinya lalu menyusul Jihyo yang tengah tertidur, namun tidak untuk tadi malam, dia menahan diri untuk itu, dia hanya melihat Jihyo yang sudah terlelap, mencium singkat kening Jihyo lalu kembali keluar kamar Jihyo dan memutuskan untuk tidur disoffa ruang tamu.
"Kau mau langsung pergi? Tidak sarapan?" Pertanyaan Yoongi membuat Jihyo kembali dari lamunannya. Jihyo tidak menjawab dia malah pergi begitu saja meninggalkan Yoongi, dan Yoongi hanya bisa menghela napasnya.
"Kenapa kau semakin membuat tembok itu kokoh Hyo? Kita semakin terhalang dengan tembok yang kau buat." Lirih Yoongi.
***
"Hari ini jadwalku hanya pemotretan? Tidak ada yang lain?" Tanya Jihyo dan diangguki oleh manejernya.
Biasanya dia akan senang jika jadwalnya tidak terlalu padat, karena dia bisa bermesraan dengan Yoongi, ataupun menganggu Yoongi, tapi sekarang? Dia malah bingung kalau tidak ada jadwal.
"Pemotretan dengan siapa? Kenapa ramai sekali? Apa modelnya tidak hanya aku?" Tanya Jihyo heran melihat lokasi pemotretan yang ramai.
"Belum kuberitahu yah? Dengan Nayeon, mantan Twice juga, ini kontrak sudah satu bulan yang lalu tapi baru bisa pemotretan sekarang." Penjelasan manajernya membuat Jihyo terkejut. Ini pertama kalinya dia bertemu Nayeon setelah dia memutuskan untuk menjauh.
"Kenapa aku tidak tahu kalau akan ada Nayeon eonnie?" Tanya Jihyo.
"Heuh? Memang kenapa? Biasanya juga kau tidak bertanya, wae? Kau baik-baik sajakan?" Jihyo terpaksa baik-baik saja untuk kesekian kalinya.
Ternyata tidak hanya Jihyo, Nayeon sendiripun juga terkejut saat tahu dia akan pemotretan bersama. Kebiasaan Nayeon memang tidak pernah bertanya. Tapi untuk kali ini Nayeon tidak menyesal ataupun menolak, dia malah berterimakasih karena mendapatkan momment seperti ini.
