"Jihyo belum mau bangun Yoon. Dia juga belum makan." Jelas eomma, terlihat sekali raut cemas diwajahnya.
Aku mengurut pelan pangkal hidungku. Ini membuatku frustasi, sungguh.
"Biar Yoongi saja eomma." Aku yang baru pulang dari Bighit langsung masuk kamar Jihyo, seharian ini aku meninggalkan Jihyo karena memang ada yang harus aku kerjakan dan tidak bisa aku abaikan.
"Sebentar Yoon, bawa ini juga buat Jihyo, eomma khawatir dia belum makan sama sekali." Eomma memberiku samangkuk bubur.
Aku masuk dan pandangan yang kulihat adalah Jihyo yang masih saja tidur dibalik selimut seperti tadi pagi saat aku pamiti.
"Hyo" aku mengusap lembut rambutnya.
"Jangan menggangguku Yoon, aku ingin sendiri." Ucapnya lirih dia bahkan tidak mau melihatku.
"Kata eomma kau belum makan seharian, kau membuatku khawatir." Ucapku dan diabaikan olehnya.
Aku jengah dia terus begini sejak semalam, dia terus membuatku cemas.
"Ayo bangun." Aku membuka selimut dan menarik paksa tangannya.
"Yoon lepas, aku tidak mau." Dia membrontak, tapi entah karena dia yang terlalu lemah atau aku yang memang kuat dia tidak berhasil terlepas dariku.
"Ayo bangun cuci mukamu lalu makan." Aku masih memaksanya untuk bangun dari tempat tidur.
"Aku tidak mau Yoon! Kau tidak dengar?!!" Dia berteriak padaku. Dan aku tidak peduli dia sudah membuat kesabaranku habis. Aku tetap menariknya dan membawanya kekamar mandi.
"Yoongi lepas!!!!!!" Bentaknya lagi dan sekarang dia sudah berhasil melepaskan diri dariku. Aku melihatnya dengan tatapan tajam.
"Aku ingin sendiri, apa kau tidak mengerti bahasa manusia hah? Aku ingin sendiri Min Yoongi! Pergilah jangan hiraukan aku!" Ucapnya keras tepat didepanku.
"Kau mau sampai kapan begini? Kau mau menyiksa dirimu sendiri Hyo? Kau mau menyiksaku juga?! Kau membuatku khawatir apa kau tau?! Kau boleh sedih, tapi jangan seperti caranya, kau pikir hanya kau yang terluka disini? Hah?!" Aku tak mau kalah, aku selalu emosi kalau menyikapi Jihyo yang seperti ini.
"Relakan dia, mungkin memang belum jalan kita Hyo. Dia sudah tenang disana." Ucapanku melembut kala melihat dia kembali sedih.
"Dia belum mati Min Yoongi, anakku belum mati, kenapa kau tega sekali bicara seperti itu?! Dia juga anakmu!"
Aku sungguh emosi dengan Jihyo yang seperti ini, dia masih saja menyangkal kenyataan yang ada bahwa dia sudah tidak mengandung lagi.
"Kau tidak dengar penjelasan dokter tadi malam Hyo?! Kau sudah tidak hamil! Anakmu sudah tidak ada lagi! Dia sudah pergi dan kau harus terima itu!" Aku ingin membuatnya sadar dan menerima kenyataan ini.
"Dia masih hidup Yoon?!! Dia masih ada dirahimku, dokter itu bohong, dia tidak mengerti apa-apa!!"
Plakk!
Aku menampar Jihyo cukup keras, kepalanya sampai menoleh karena kerasnya tamparanku.
"Sadarlah Hyo! Mau sampai kapan kau akan begini? Apa kau tidak lelah?! Aku lelah menghadapimu kalau kau terus begini!" Teriakku keras dan kulihat dia sudah menangis.
Dia menangis sampai terisak, menyakitkan sekali kudengar, dia ternyata sebegini kacaunya.
"Aku mohon jangan seperti ini Hyo." Aku membawanya kepelukanku.
"Aku disini juga terluka, dan aku semakin terluka kalau melihatmu seperti ini, aku mohon berhentilah seperti ini." aku mendekap erat tubuhnya yang sedang terisak.
