Yoongi pulang, dan jujur hati Jihyo tenang melihat kini Yoongi sedang terbaring tidur disoffa ruang tengahnya.
Jihyo memang sengaja belum terlelap karena menunggu Yoongi. Saat tadi Yoongi pulang dan masuk kekamarnya pun sebenarnya Jihyo masih sadar, hanya dia pura-pura terpejam. Jihyo tahu bagaimana Yoongi tadi mengelus lembut kepalanya serta mencium keningnya, dia ingin Yoongi sebenarnya, tapi dihatinya masih ada emosi yang membuat dia memilih diam bersandiwara layaknya orang bodoh.
Jihyo menyelimuti Yoongi dengan selimut yang sengaja dia bawa untuk Yoongi, Jihyo tahu pasti kalau sangat tidak nyaman tidur disoffa, entahlah Jihyo tidak mengerti jalan pikiran Yoongi kenapa harus memilih soffa, padahal masih ada kamar kosong satu lagi.
Alih-alih membangunkan Yoongi untuk pindah kekamar dan tidur bersama, Jihyo memilih menyelimuti Yoongi dan membiarkan Yoongi tidur di soffa yang dia sendiri tahu kalau itu tidak nyaman, nyatanya Jihyo masih enggan untuk berdamai dengan hatinya. Usia ternyata tak selalu membuat orang menjadi dewasa.
***
Yoongi bangun langsung mencari ponselnya untuk melihat jam saat ini. Biasanya saat dia membuka mata, dia akan melihat Jihyo disampingnya, tapi sekarang berbeda. Tidak ada Jihyo untuk saat ini.
Pukul 6 pagi, ini masih terlalu pagi untuk seorang Min Yoongi bangun. Dia melihat selimut yang membungkus tubuhnya, itu dari Jihyo, sudah pasti. Yoongi bahkan tahu saat Jihyo menyelimutinya tadi malam, Yoongi tahu benar Jihyo berdiri lumayan lama disampingnya hingga Jihyo menyelimuti dirinya lalu pergi, Yoongi tahu karena Yoongi belum tertidur, Yoongi ingin menahan Jihyo untuk disisinya, tapi Yoongi seperti tidak ada kekuatan untuk meminta dan memaksa itu, Yoongi sadar sudah terlalu sering dia membuat Jihyo kecewa. Yang terpenting sekarang, Jihyo baik-baik saja tanpa ada luka apapun. Yoongi akan mengalah untuk itu.
Yoongi bangun melipat selimut dan merapikan soffa kembali seperti semula, dia melihat Jihyo sebentar yang ternyata masih tertidur, Yoongi lalu mencuci mukanya agar lebih segar serta menggosok gigi, dia paling anti mandi dipagi hari kalau tidak ada kegiatan. Setelah segar kembali, Yoongi memutuskan pergi kedapur membuat sarapan untuknya dan Jihyo, dia memasak apapun yang bisa dia masak dengan bahan dikulkas.
Sarapan siap setelah satu jam Yoongi berkutat didapur. Berbagai menu makanan sudah tersaji rapi dimeja makan sangat menggugah selera. Belum ada tanda-tanda Jihyo keluar dari kamar sehingga Yoongi memutuskan untuk melihat Jihyo kembali, ini hampir pukul 8 pagi, Yoongi takut Jihyo ada jadwal pagi dan akan terlambat jika memang belum bangun.
Saat Yoongi akan membuka pintu, ternyata Jihyo sudah lebih dulu membuka dari dalam, Yoongi terkejut begitu juga dengan Jihyo, tapi Jihyo dengan cepat menormalkan ekspresinya.
"Ah kau sudah bangun? Aku pikir kau belum bangun, aku baru saja akan membangunkanmu dan mengajakmu sarapan, aku sudah membuatkan sa--"
"Minggir." Jihyo berlalu begitu saja melewati Yoongi. Dia sudah rapi dan siap berangkat.
"Kau ada jadwal jam berapa? Sarapan terlebih dahulu kalau kau memang masih ada waktu." Yoongi mengikuti Jihyo berjalan keluar.
"Hyo!" Yoongi mencekal tangan Jihyo. Yoongi kesal karena Jihyo hanya diam saja dan lebih memilih memakai sepatunya hendak pergi.
"Lepas Yoon! Aku tidak ada waktu untuk meladeni tingkahmu. Jangan membuat moodku berantakan, aku ingin tenang hari ini!" Pegangan Yoongi perlahan terlepas, Yoongi pikir Jihyo sedikit lebih lunak, tapi nyatanya sama saja.
"Maaf kalau aku hanya membuat moodmu berantakan, aku hanya mengkhawatirkanmu. Masuk lalu sarapan terlebih dahulu, aku akan pergi kalau kau tidak napsu makan karena aku ada disini." Yoongi kemudian memutuskan untuk pergi dia tidak ingin menambah amarah Jihyo.
Jihyo tidak mencegah atau apapun, dia hanya melihat kepergian Yoongi dalam diam. Jihyo juga tidak tahu kenapa setiap berbicara dengan Yoongi, emosinya tersulut. Dia benci situasi seperti ini.
Yoongi meninggalkan ponsel, kunci mobil serta dompetnya, dia bahkan tidak memakai jaketnya, Jihyo sedikit khawatir mengingat diluar cukup dingin. Bagaimana Yoongi bisa pulang kalau semua barang pentingnya tertinggal? Rasa khawatir Jihyo masih kalah dengan rasa egonya.
Jihyo melihat meja makan appartemennya penuh dengan makanan yang Jihyo yakin itu rasanya sangat enak karena Yoongi yang memasaknya. Jihyo menghela napasnya berat, dia tidak suka perasaan semacam ini. Dia marah tapi dia juga tidak ingin hubungannya dengan Yoongi seperti ini.
***
Nasib baik masih berpihak dengan Yoongi, ada beberapa lembar uang disaku celananya yang bisa dia gunakan untuk membayar taksi sampai appartemennya. Mau mengambil dompet keappartemen Jihyo juga tidak mungkin, dia tidak ingin menambah kemarahan Jihyo.
Yoongi pulang keappartemennya yang sudah kosong satu bulan lebih, dia akan tidur seharian dan ingin melupakan sejenak masalahnya. Dia tidak ingin diganggu siapapun, kebetulan sekali ponselnya juga tertinggal hingga tidak akan ada yang mengganggunya. Menghadapi Jihyo juga butuh tenaga jangan sampai dia lepas kendali karena efek lelah dalam dirinya.
Yoongi sebenarnya lapar, tapi mau bagaimana lagi, dia tidak ada uang, tidak ada makanan apapun diappartemen, yang ada hanya ramen dan dia malas untuk sekedar membuat ramen.
Disisi lain, Jihyo tengah melihat isi ponsel Yoongi, entahlah Jihyo hanya penasaran saja, dia juga bingung harus berbuat apa karena memang hari ini tidak ada jadwal, dia tadi mandi dan bersiap pergi hanya untuk menghindari Yoongi. Yoongi pergi Jihyo malah berakhir bingung harus berbuat apa, makanan yang dibuat Yoongi sudah dia makan dengan baik, seperti dugaannya semua rasanya enak dan dia jadi rindu dengan Yoongi.
Line
Namjoon
Tidak ke Bighit hyung?
Ada yang mau kubicarakan padamu.Jihyo cukup terkejut setelah ada pesan masuk dari Namjoon diponsel Yoongi. Yoongi tidak kebighit lalu kemana?
Namjoon
Aku sudah tahu siapa yang sengaja menyebarkan berita Jihyo.Namjoon
Kemarilah, aku akan ceritakan semuanya.Read
Jihyo semakin terkejut saat ada namanya dalam isi pesan Namjoon yang sebenarnya untuk Yoongi. Dia tidak bisa untuk diam saja, dia langsung meraih kunci mobil Yoongi untuk menemui Namjoon dan meminta penjelasan apa maksud isi pesaannya itu.
_________
